Seperti ditulis dalam artikel di laman ini sebelumnya, Dr. Dyah Iswantini dari IPB mengatakan, tanaman keladi tikus setidaknya bisa menjadi harapan harapan bagi para penyandang kanker. Penelitian sudah banyak dilakukan dan membuktikan bahwa keladi tikus memiliki zat dan senyata aktif anti kanker.
Menurut Angela Riwu Kaho PhD, Ahli Kimia Natural peniliti zat anti tumor dari Ohio State University, ekstrak typhonium flagelliforme memang mengandung zat anti kanker, namun konsentrasinya lemah. Namun demikian ia juga tidak memungkiri ada pasien yang sembuh dengan mengonsumsi ramuan ini.
Penelitian keladi tikus. Aktivitas antikanker dari ekstrak keladi tikus pernah diujikan secara in vitro pada dua jenis sel kanker mencit, yaitu P388 lymphocytic leukemia (Choo et al., 2001) dan lymphoid cell line (Neoh, 1992). Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak non polar dari keladi tikus berhasil memperlihatkan aktivitas antiproliferatif yang baik namun senyawa anti-proliferatif tersebut belum diidentifikasi dengan jelas (Neoh, 1992 ; Cho et al., 2001).
Aktivitas anti leukemia dari ekstrak diklorometan tanaman keladi tikus diujikan pada T4 lymphoblastoid (CEMss) cell line manusia dan hasilnya mengindikasikan adanya efek anti leukemia yang mampu menunjukkan karakteristik morfologi kematian sel yang khusus dan sesuai dengan apoptosis sel.
Sementara, Analisis Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) menunjukkan adanya kandungan asam linoleat, asam hexadecanoic dan asam 9-hexadecanoic pada ekstrak diklorometan tanaman keladi tikus (Mohan et al., 2011).
Aktivitas anti kanker pada tanaman keladi tikus diujikan pada sel kanker payuadara manusia t47d untuk melihat kemampuan tanaman keladi tikus sebagai agen kemoterapi untuk kanker payudara dan efeknya jika dikombinasikan dengan tamoxifen (TAM) (Nurrochmad et al., 2011). Tamoxifen merupakan salah satu pengobatan kanker payudara yang cukup efektif namun menunjukkan adanya efek samping berupa peningkatan resiko kanker endometrium (Jones et al., 2012).
Studi Nurrochmad et al., (2011) menunjukkan bahwa ekstrak tanaman keladi tikus dapat menstimulasi apoptosis sel lebih baik pada konsentrasi yang rendah. Hasil lain dari studi ini adalah bahwa ekstrak tanaman keladi tikus bekerja lebih efektif dalam menginduksi apoptosis sel tanpa keberadaan TAM.
Ekstrak keladi tikus selain itu juga dapat menurunkan efektivitas TAM dalam mengobati kanker payudara jika digunakan secara bersamaan (Nurrochmad et al., 2011). Studi terbaru menunjukkan bahwa ekstrak umbi tanaman keladi tikus fraksi diklorometan berpotensi dalam menghambat poliferiasi sel MCF-7 kanker payudara (Putra et al., 2012). (SA, dari berbagai sumber).