Anak yang sangat sensitif biasanya mempunyai keahlian tertentu yang harus diasah sedini mungkin. Benarkah, bagaimana caranya?
Sehatalami.co ~ Apakah si kecil sering menangis tanpa sebab? Atau selalu mengajukan banyak pertanyaan? Atau lebih senang bermain sendiri tanpa teman karena pemalu? Jika iya, mungkin si kecil mengalami hipersensitif. Menurut Dr Elaine Aron dalam bukunya The Highly Sensitive Person hipersensitif bukanlah hal yang buruk.
Menurutnya, hal itu karena sang anak memiliki kepribadian yang unik karena mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi pada sebagian pancainderanya seperti penciuman, penglihatan, dan pendengaran. Anak yang sangat sensitif biasanya mempunyai keahlian tertentu yang harus diasah sedini mungkin.
Berikut tip menghadapi anak hipersensitif untuk menghindari pencetusnya dan agar kepercayaan diri anak meningkat:
1. Bermain dan belajar memahami alam
Ajak anak Anda bertualang di pegunungan atau pantai. Alam akan mengajarkan banyak hal, selain itu anak akan banyak bergerak sehingga lebih menyehatkan. Berikan games yang berkaitan dengan fungsi alam di kehidupan seperti air, tumbuhan, angin, dan lainnya. Pengalaman ini akan mendorong anak lebih bersemangat, tidak bosan, dan aktif dalam belajar.
2. Asah kreativitas anak
Anak yang hipersensitif sangat menyenangi sesuatu yang detail. Bimbing si kecil dalam melakukan hobinya seperti menggambar, menyanyi, memasak, bahkan Anda pun bisa merekam si kecil yang asyik berpose dan berakting di depan kamera, kemudian putar rekaman tersebut dalam show buatan yang Anda bikin bersamanya. Dengan begitu anak akan merasa percaya diri untuk menampilkan hasil karyanya.
3. Ajari anak bertanggung jawab
Coba Anda berikan pilihan aktivitas kepada si kecil untuk menentukan mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Biarkan dia memilih dan mengetahui konsekuensi atas pilihannya tersebut. Dengan demikian si kecil pun akan merasa dirinya berperan atas aktivitas yang dilakukannya.
4. Mengendalikan emosi
Beri pengertian kepada anak untuk belajar melindungi diri dengan tidak selalu menunjukkan apa yang dirasakan. Ketika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, ia lantas tidak harus marah atau menangis. Orangtua sebaiknya turut membimbing anak mengembangkan pikiran untuk mengendalikan perasaannya. Pujilah anak bila ia mampu melakukkanya, sehingga kelak ia akan menjadi orang yang berjiwa besar. (SA)