Merasa dicintai adalah merasa dimengerti. Sayangnya, tidak semua pasangan menyadarinya. Walau merasa mencintai pasangannya, banyak orang melakukan kesalahan-kesalahan sepele yang pada akhirnya merusak hubungan perkawinan. Pelajari kesehatan-kesalahan berikut agar Anda tidak menyesal.
Sehatalami.co ~ Jatuh cinta adalah urusan ‘kimia”. Kita akan jatuh cinta jika bagian otak yang bernama hipotalamus mengalami rangsangan. Tapi mencintai dan merasa dicintai bukan lagi urusan kimia otak.
Merasa dicintai adalah merasa dimengerti. Sayangnya, tidak semua pasangan menyadarinya. Walau merasa mencintai pasangannya, banyak orang melakukan kesalahan-kesalahan sepele yang pada akhirnya merusak hubungan perkawinan.
Ada beberapa kesalahan yang tampaknya sepele, tapi bisa menjadi pemicu keretakan rumahtangga jika dibiarkan. Di antaranya:
1. Pergi tanpa memberi tahu
Pergi tanpa memberi tahu panda pasangan, terutama jika tujuannya dekat atau hanya sebentar, seringkali dianggap sepele. Padahal, bagi pasangan kita perbuatan tersebut dianggap sebagai indikasi tidak adanya perhatian bahwa ada seseorang yang selalu memikirkannya.
2. Asyik sendiri
Sarapan sendiri, nonton televisi sendiri, dan tahu-tahu membuat acara liburan sendiri tanpa melibatkan pasangan bisa menimbulkan kemarahan besar, terutama dari pihak istri. Suami yang merasa modern dengan tidak merepotkan pasangan dan melakukan keasyikan sendiri tidak sadar bahwa perbuatan tersebut justru menghambat komunikasi dan membuat istri merasa diabaikan serta tidak dihargai kehadirannya.
3. ‘Lupa’ melakukan hubungan seks
Kelalaian ini tidak saja merugikan secara fisik (ingat, bercinta dapat membuat kita awet muda), tapi juga melatih otak dan tubuh untuk menurunkan kebutuhan untuk intim yang ujung-ujungnya membuat pasangan kurang membutuhkan kedekatan. Karena itu, sebaiknya lakukan kegiatan ini setiap kali ada kesempatan, tanpa menunggu hingga muncul adanya dorongan.
4. Lebih sering bepergian bersama teman-teman
‘Penyakit’ ini sering melanda pasangan muda, terutama suami. Perbuatan ini tentu saja menyakitkan pihak istri karena merasa dinomorduakan. Istri mana sih yang sudi?
5. Terlalu apa adanya
Kita memang harus jujur pada pasangan. Tapi terlalu menunjukkan diri kita yang sebenarnya – tanpa ada usaha menjaga image – misalnya makan dengan rakus lalu bersendawa dengan keras, bisa-bisa memadamkan gairah pasangan terhadap kita.
6. Terlalu sopan
Terlalu sopan, terlalu menjaga perasaan, dan selalu menghindari pertengkaran, belum tentu baik. Sebaliknya, perilaku tersebut justru menjadi penghambat komunikasi.
7. Tidak ada rahasia
Perkawinan bukan panggung teater tontonan umum. Sedekat apa pun hubungan dengan orangtua, ipar, atau pun teman, tidak berarti mereka boleh mengetahui segala hal yang terjadi dalam perkawinan.
Menceritakannya, apalagi jika pasangan sendiri tidak mengetahui, sama saja mengkhianati pasangan. Lebih dari itu, komentar dari mereka seringkali menjadi provokator yang dapat menghambat komunikasi suami-istri.(SA)