Tapi dengan semakin efektifnya doa seseorang, juga perlu diingat bahwa kita harus semakin mewaspada terhadap apa yang ada dalam pikiran dan dalam hati karena semuanya akan menjadi lebih mudah mewujud.
Berdasarkan pengalaman dari mereka yang pernah belajar, antara apa yang diminta dalam doa dan realitanya semakin lama menjadi semakin dekat. Apa yang kemarin diminta bisa saja hari ini sudah didapat. Apa yang baru kemarin dipertanyakan, hari ini sudah terjawab. Sehingga pada akhirnya, mereka menjadi semakin yakin bahwa manusia memang diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna.
Syarat doa mudah terwujud
Pada dasarnya, syarat dari doa yang efektif itu di antaranya adalah bahwa doa tersebut harus diucapkan dengan khusyu’, isi doanya jelas dan apa yang terucap secara lisan harus sesuai dengan apa yang dibayangkan dan apa yang dirasakan di dalam hati. Kedengarannya memang mudah, tetapi bagaimana praktiknya?
Pertama, berdoa haruslah khusyu’, yaitu kondisi yang rileks, fokus, dan penuh konsentrasi. Doa yang efektif adalah doa yang dipanjatkan dengan sikap khusyu’ supaya bisa masuk ke batin bawah sadar.
Kedua, doa tersebut juga harus berupa niat yang sangat kuat sehingga betul-betul menempel di batin bawah sadar. Mencapai kondisi khusyu’ ini perlu dikuasai sebagai suatu keterampilan yang bisa didapat melalui latihan. Yang perlu dilatih dalam hal ini adalah otak, yaitu mengaktifkan mind meditative brain atau otak yang selalu berzikir (dalam keadaan meditatif).
Ketiga, bagi orang yang terbiasa bermeditasi atau tenggelam dalam dzikir, mencapai kondisi khusyu’ sangatlah mudah. Namun bagi yang masih sulit mencapai khusyu’, kini bisa menggunakan alat bantu yang disebut digital prayer. Alat ini berupa CD berisi suara-suara alam seperti air mengalir, gelombang samudra yang naik turun, atau kicau burung.
Mendengarkan CD ini secara teratur bisa melatih otak untuk bekerja sama antara satu sisi dengan sisi lainnya, sehingga bisa memasuki kondisi khusyu’ secara cepat dan memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik. (bersambung).