Di Nevada, sebuah negara bagian Amerika yang memiliki orientasi kehidupan yang lebih individualis angka kematian akibat penyakit jantung lebih tinggi dibandingkan negara tetangganya, Utah, yang memiliki tradisi kekeluargaan yang lebih kuat.
Dari penelitian tersebut, Lynch, yang menulis buku “The Broken Heart: The Medical Consequences of Loneliness”, menyimpulkan bahwa isolasi sosial akan menimbulkan kemerosotan emosi dan fisik.
Saat kesepian telah membawa seseorang kepada keadaan depresi, hormon-hormon dalam tubuh seperti adrenalin, serotonin, dan kortisol akan terpengaruh. Aktivitas hormon inilah yang akan memicu munculnya penyakit-penyakit metabolik, penyakit degeneratif, dan gangguan pada sistem kardiovaskular tubuh.
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Profesor Steve Cole dari University of California, Los Angeles, tentang hubungan antara kesepian dan sistem imunitas tubuh. Penelitian oleh Cole dan timnya dilakukan dengan mengambil darah subyek penelitian dan mempelajari aktivitas genetik sel sistem kekebalan tubuh, yaitu sel darah putih yang melindungi diri dari materi asing seperti virus dan bakteri.
Dari 209 sampel darah orang-orang yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dekat dengan seseorang selama 4 tahun, ditemukan berkurangnya respons imunitas tubuh terhadap kerusakan jaringan, inflamasi kronis, penyakit jantung, gangguan pada pembuluh darah, arthritis, alzheimer, dan penyakit lainnya.
Pentingnya kehangatan dalam keluarga dan hubungan sosial
Gangguan kesehatan ini menurut Lynch muncul karena kebutuhan dasar biologis untuk membentuk hubungan antar manusia, tidak terpenuhi. “Mengobati pasien kesepian dengan pil adalah terapi yang kontra produktif, karena yang dibutuhkan sebenarnya adalah kontak dengan manusia lain!” kata Lynch tegas. (bersambung).