Lebih lanjut dokter ahli bedah tulang ini memaparkan hal lain sebagai pencetus pengapuran (faktor sekunder), yaitu trauma sendi, penyakit metabolik tulang, faktor bawaan dari lahir, serta faktor risiko lain di antaranya kegemukan (obesitas), kelemahan otot sekitar sendi.
Gejala utamanya munculnya rasa nyeri.pada persendian yang terlibat, bahkan disertai pembengkakan sendi, kaku pada pagi hari serta sering disertai bunyi gemeretak saat sendi digerakkan.
Rasa nyeri muncul saat sendi beristirahat cukup lama dan akan segera menghilang setelah sendi digerak-gerakkan lagi. Pada kasus yang sudah lanjut, disertai perubahan bentuk sendi, misalnya berubah menjadi bentuk O atau X pada sendi lutut.
Pencegahan dan pengobatan
Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), saat ini ada 4.3 juta (sekitar 15%) penduduk Amerika Serikat berusia di atas 65 tahun yang menderita nyeri sendi.
Sementara laporan terbaru CDC lebih lanjut menyatakan bahwa warga negeri tersebut yang berusia 80-an, sekitar separuhnya menderita nyeri sendi lutut. Jumlah penderita akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya warga usia lanjut.
Di negeri kita belum ada catatan resmi, diperkirakan kasusnya akan semakin banyak seiring meningkatnya usia harapan hidup (life expectacy). Diperkirakan penduduk dunia berusia 65 tahun (jumlahnya sekitar 390 juta saat ini) akan menjadi 800 juta pada tahun 2025. Peningkatan yang lebih dari 300% ini diperkirakan terjadi di negara-negara berkembang, terutama Asia, termasuk Indonesia. (bersambung).