Tetapi menurut Dr Sutarto, dari seluruh kasus yang pernah ditanganinya sampai saat ini,belum banyak kasus HNP yang memerlukan tindakan operasi, angkanya masih di bawah 30 persen. Selama ini kasus nyeri pinggang yang ditanganinya tergolong ringan. Jadi sesudah minum obat dan menjalani fisioterapi, umumnya pasien langsung sembuh, walaupun ada tanda-tanda jepitan saraf.
Selain penderita HNP, yang disarankan menjalani bedah adalah penderita tumor sumsum tulang belakang atau tumor saraf yang terletak di tulang pinggang. HNP dan tumor bisa dibedakan hanya berdasarkan pemeriksaan rontgen biasa.
Kini dengan adanya MRI (Magnetic Resonance Imaging), dokter bias lebih mudah membedakan apakah kasus nyeri pinggang itu termasuk nyeri biasa atau ada jepitan saraf. Dan kalau ada jepitan saraf, bisa dilihat sudah separah apa jepitan sarafnya.
Dari gejala klinis pasien, dokter juga bisa menentukan apakah pasien harus dioperasi atau tidak. Kalau gejala klinisnya termasuk ringan, berarti pasien tidak perlu dioperasi. Tapi kalau gejala klinisnya berat, misalnya pasien sudah tidak bisa berjalan, lalu buang air besar dan buang air kecilnya seperti tidak terkontrol, berarti operasi mutlak perlu. Karena saraf tulang belakang berhubungan dengan saraf yang mengatur buang air besar dan buang air kecil.
Bagaimana bila pasien tidak berani menjalani operasi? Biasanya Dr Sutarto akan menganjurkan agar pasien melanjutkan fisioterapi saja, di samping berolah raga teratur. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita nyeri pinggang adalah berenang atau bersepeda statis. Skipping jelas tidak dianjurkan, senam pun tidak boleh terlalu keras. (SA)