Menurut ahli reumatologi, bila kadar asam urat masih di bawah 9 mg/dl, penderita tidak perlu minum obat penurun asam urat. Penderita cukup melakukan diet dan banyak minum air putih.
Namun jika kadar asam urat diketahui sudah di atas 9mg/dl, maka selain harus dicari penyebabnya, penderita juga harus minum obat penurun asam urat. Bila tidak, bisa timbul komplikasi seperti batu ginjal, batu saluran kemih atau penyumbatan saringan ginjal yang disebut nefropati gout.
Komplikasi lain yang bisa menyertai gout adalah gangguan tenggorokan, gangguan penglihatan, gangguan jantung, hipertensi, stroke, kencing manis (diabetes), kolesterol tinggi dan osteorosis (keropos tulang).
Dua Macam pengobatan Asam Urat
Menurut para ahli, pengobatan gout atau asam urat, terbagi menjadi 2 tahap. Pada tahap pertama, kepada pasien diberikan obat-obatan seperti kolkisin, Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) dan kortikosteroid. Pengobatan tahap pertama bertujuan untuk menekan serangan radang sendi akut. Pengobatan ini bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri hebat, yang bisa sangat menyiksa bagi penderita.
Banyak para penderita asam urat yang bahkan tidak dapat bergerak, karena rasa sakit yang ditimbulkan memang luar biasa. Itu mengapa banyak penderita asam urat yang sampai tidak bisa tidur dengan leluasa, lantaran bergerak sedikit saja, sudah terasakan efek sakitnya di setiap bagian tubuh yang ikut bergerak, terutama bagian kaki dan bagian tubuh lain yang ikut bergerak.
Itu maka, pengaobatan pertama sering ditujukan dengan maksud untuk menghilangkan efek rasa sakit yang ditimbulkan. Barulah setelah rasa nyeri menghilang, atau berangsur mereda, dilakukan pengobatan tahap kedua. Tujuannya untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah, dengan obat seperti alopurinol dan probenesid.
Selain menurunkan kadar asam urat darah, pengobatan ini juga bisa upayakan untuk mencegah terjadinya serangan berikutnya. Sering juga dokter bisa memberikan obat untuk melindungi lambung. Obat untuk lambung ini, terutama diberikan kepada pasien lanjut usia. Namun, ketika terjadi serangan, biasanya dokter tidak langsung meresepkan obat penurun kadar asam urat, sebab sakit yang dialami pasien malah bisa lebih lama. (bersambung)