Mengapa harus terus-menerus mendahulukan pikiran negatif, jika membuat kita jadi lebih menderita? Padahal sudah banyak terbukti jika berpikir positif bisa membuat kita lebih bahagia, sehat, dan panjang usia? Jadi, ya sudah, stop saja berpikir negatif.
Sehatalami.co ~ Pernahkah membaca The Diary of Young Girl, Anne Frank? Catatan harian dari seorang anak berusia 15 tahun keturunan Yahudi selama pendudukan Nazi di Belanda itu tidak saja merupakan catatan sejarah, tapi juga menjadi bukti adanya semangat hidup.
Dalam keadaan tertekan karena harus bersembunyi dari kejaran tentara Nazi (keluarga Anne Frank tinggal di loteng sebuah rumah di Amsterdam selama dua tahun), ia menulis perasaan-perasaannya yang sering diwarnai pemikiran negatif. Tapi, seperti cuplikan pada awal tulisan ini, dengan kebijakannya ia mengubah pikiran negatif terhadap ibunya menjadi positif sehingga terjadi pemahaman.
Tidak semua orang memiliki kemampuan berpikir positif dalam menghadapi persoalan seperti Anne Frank. Jangankan dalam tekanan yang mempengaruhi hidup dan mati, dalam situasi sehari-hari pun kita seringkali menjadi bertingkah laku reaktif dengan marah, apatis, atau menyalahkan orang lain, Pemerintah, atau siapa saja yang bisa disalahkan. Padahal jika kita bersikap lebih tenang dan memahami apa yang terjadi, mungkin reaksi kita akan berbeda.
Contohnya, ketika pembantu rumahtangga baru selalu keliru melakukan apa yang Anda minta, Anda langsung merasa gemas. Andai tidak malu pada tetangga, mungkin Anda ingin memakinya. Tapi kalau kemudian Anda tahu bahwa ternyata ia kurang memahami bahasa yang Anda gunakan – Indonesia bercampur Inggris – boleh jadi kemarahan Anda akan mereda.
Perubahan yang terjadi pada Anda disebut sebagai perubahan paradigma. Paradigma adalah sumber dari sikap dan tingkah laku Anda. Paradigma seperti kacamata yang akan mempengaruhi cara Anda memandang sesuatu dalam kehidupan. Paradigma kecil seperti contoh di atas mudah berubah. Tapi paradigma yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun tentu sulit untuk diubah.
Lalu bagaimana jika merasa hidup Anda kurang berarti, sering merasa khawatir, tidak berdaya, sering marah tanpa alasan yang jelas? Wah, jangan-jangan paradigma Anda telah menjadi sumber pikiran negatif. Apa yang perlu Anda lakukan?
Ciri-ciri orang berpikir positif
- Proaktif. Bahasa proaktif adalah ,”Coba lihat alternatif lain”, “Saya memilih”, “Saya akan…”
- Optimis. Mereka yakin akan hasil yang baik dan tidak mudah menyerah.
- Tidak terikat pada batasan dari luar. Mereka bertanggung jawab memilih sendiri respon yang dikehendaki.
- Antusias. Mereka memiliki motivasi yang tinggi dan bekerja dengan penuh semangat.
- Realistis. Mereka optimis tapi tidak menolak kenyataan, sehingga tetap memperhitungkan kondisi yang terburuk dan siap menghadapinya.
- Tidak mudah kecanduan. Karena lebih menikmati hidup, mereka tidak membutuhkan ketergantungan pada apa pun.
Pikiran negatif harus diubah
Memelihara pikiran negatif sama saja dengan mempersempit peluang munculnya pikiran positif. Kenyataannya tidak ada situasi yang menjadi lebih baik jika dihadapi dengan pikiran negatif. Jika ada masalah, keluarlah reaksi dari pikiran negatif seperti curiga, benci, dan dengki.
Berpikir negatif tidak saja mempengaruhi jiwa, kesehatan fisik pun akan digerogoti. Anda mungkin pernah mendengar bahwa kebanyakan serangan jantung, lambung, dan gangguan tidur lebih sering disebabkan masalah jiwa. Yang lebih parah lagi, berpikir negatif juga menular dan kekuatannya jauh lebih besar daripada berpikir positif.
Contohnya, pagi-pagi Anda masuk kantor sambil mengernyitkan muka dan mengomel dengan suara keras. “Ih, bau apa ini?” Maka otomatis orang-orang di sekitar Anda akan menutup hidung dan mulai membahas apa yang menimbulkan bau. Sebaliknya, jika Anda masuk kantor dengan wajah berseri-seri, lalu menegur semua yang telah hadir, paling-paling mereka akan menjawab dengan sopan lalu melanjutkan apa yang tengah mereka kerjakan. Mengapa? Karena tidak ada yang dikritik, sehingga tidak ada yang perlu dibicarakan.
Anda penggemar berita politik? Dulu, semasa Orde Baru dengan tiga partai, masalah politik hanya urusan elite tertentu. Sekarang pemulung pun bisa bicara politik, mengkritik pejabat, dan berbagai keputusan Pemerintah. Masalah imunisasi polio yang dulu lancar-lancar saja karena hasilnya baik, tiba-tiba menjadi masalah karena adanya penolakan tidak saja dari orang-orang yang pendidikannya kurang, tapi juga dari orang yang berpendidikan cukup tinggi. Ini menjadi bukti bahwa pikiran negatiif menular.
Perlu usaha ekstra
Paradigma yang sudah berkembang selama bertahun-tahun memang butuh usaha ekstra untuk mengubahnya. Yang terpenting Anda harus:
1. Mengenali pikiran negatif Anda
Masalahnya kita tidak selalu menyadari bahwa kita memiliki pikiran negatif. Ada cara mudah untuk mengenalinya, yaitu pikiran yang ekstrem seperti “Tidak ada yang memahami saya”, “Saya merasa tidak berdaya”, “Laki-laki memang brengsek”, dan sebagainya (bersambung).