Terkadang orang mempertanyakan perbedaan doa dan meditasi. Menurut Vicky, ketika berdoa kita meminta sesuatu dari Tuhan. Sedangkan bermeditasi berarti mendengarkan jawaban-jawaban dari Tuhan. Karena Tuhan berbicara pada manusia lewat hati kita. Apa yang membuat hati terasa nyaman, itulah yang baik dan benar.
Empat langkah di atas harus dilakukan terlebih dahulu sebelum kemudian melakukan afirmasi untuk mengobati diri, dengan kata-kata seperti: Saya bisa mengobati diri saya sendiri. Saya memiliki kekuatan untuk mengobati diri sendiri. Baru selanjutnya lakukan visualisasi. Visualisasi maksudnya bukan menciptakan bayangan yang kita inginkan tetapi menyaksikan visualisasi yang muncul begitu saja.
Sebaqai contoh adalah ketika mengalami sakit perut. Katakan pada diri sendiri bahwa Anda memiliki kekuatan untuk mengobati diri sendiri. Anda tahu darimana datangnya kekuatan tersebut dan Anda tahu bahwa Anda perlu berdoa, selanjutnya lakukan meditasi dan visualisasi.
Menguasai ucapan, pikiran dan perbuatan
Vicky juga mengingatkan bahwa untuk bisa berhasil dengan penyembuhan ini, satu hal yang harus diingat adalah dengan menjauhi sikap yang terlalu mementingkan diri sendiri, sering mengkritik atau menyinggung perasaan orang lain.
Kita harus tahu betul hal-hal yang dirasakan baik dan benar untuk diri sendiri dan selalu menghindari tindakan yang merugikan orang lain. Karena egolah biasanya yang menjadi penghalang dari pertumbuhan spiritual kita.
Selanjutnya hal lain yang juga penting dilakukan adalah menguasai diri. Maksudnya adalah menguasai tubuh fisik dan pikiran kita. Menguasai tubuh fisik umumnya dilakukan dengan melakukan latihan olah tubuh. Sedangkan menguasai pikiran berarti membuat pikiran bekerja untuk kita dan bukan kita yang diperbudak pikiran. Lalu belajar memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk menciptakan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Pada tahap itu kita akan menjadi semakin berhati-hati dengan setiap perkataan kita dan selalu melihat hasilnya, apakah negatif atau positif. Setelah bisa hidup dengan kesadaran seperti itu, kita akan mulai melihat juga efek dari pikiran kita terhadap sesama. Jika pikiran kita terhadap sesama selalu baik pasti pikiran kita enak.
Jika pikiran kita terhadap sesama tidak baik, perasaan kita juga akan negatif. Pada akhirnya kita akan menyadari bahwa pikiran itu sama dengan tindakan, sama-sama menimbulkan dampak. Dengan begitu kita akan selalu berusaha menjaga ucapan, pikiran dan tindakan sehingga selalu harmonis.(SA)