Diketahui, sel-sel yang ada di tubuh kita sekarang ini bukan sel-sel yang sama dengan yang membentuk tubuh kita tujuh tahun yang lalu.
Sehatalami.co ~ Tubuh manusia sesungguhnya tidak terbatas pada badan fisik saja. Jadi jika melihat komponen dasarnya, ada sistem energi atau tubuh halus yang mendasari terbentuknya tubuh fisik. Di awal tahun 50-an, seorang ahli dari Harvard bernama Harold pernah meneliti adanya medan elektromagnetik pada daun yang baru tumbuh.
Dengan alat khusus, dia bisa mengukur adanya medan energi elektromagnetik di sekitar daun itu. Ternyata sebelum daunnya tumbuh, cabang daun itu sudah lebih dulu memancarkan medan elektromagnetik ke arah nantinya daun itu akan tumbuh. Jadi seolah-olah ada bayangan dulu yang muncul baru sel-sel tanamannya membelah membentuk struktur daun.
Dari temuan itu, diketahui bahwa tubuh manusia pun tumbuh mengikuti cetakannya. Ada semacam ‘klise’ yang membentuk tubuh kita. Berdasarkan berbagai percobaan ilmiah yang kemudian dilakukan, ditemukanlah medan energi yang kemudian disebut aura, cakra, dsb.
Penemuan lainnya adalah kenyataan bahwa ternyata tubuh kita tumbuh mengikuti cetakannya. Berdasarkan penemuan itu diketahui pula bahwa tubuh kita setiap 7 tahun memperbarui dirinya sendiri.
Jadi sel-sel yang ada di tubuh kita sekarang ini bukan sel-sel yang sama dengan yang membentuk tubuh kita tujuh tahun yang lalu. Dengan demikian usia sesungguhnya setiap bagian tubuh, tidaklah sama. Kita punya kerangka baru dan tulang-tulang baru setiap tiga bulan, dan kulit baru setiap 5 minggu.
Jika setiap 7 tahun sekali sel-sel tubuh kita berganti dengan yang baru, pertanyaannya adalah: Mengapa ada orang yang bisa sakit lebih dari 7 tahun? Hingga saat ini jawabannya memang masih diselidiki. Tapi salah satu jawaban yang cukup bisa diterima adalah karena ‘klise’nya masih rusak.
Seperti halnya klise foto, apapun yang ada dalam ‘klise’ itulah yang akan tercetak. Begitu pun tubuh kita, kalau ‘klise’nya masih rusak, maka sel yang dicetak tetap saja sel yang rusak. Jadi kalau sistem energi kita kurang baik, maka kita akan terus memproduksi sel-sel fisik yang juga tidak baik. Itulah sebabnya sebuah proses pengobatan harus dilakukan secara holistik atau menyeluruh bukan hanya tubuhnya, sistem energinya atau batinnya saja.