Kiat berkelit dari serangan vampir
Vampir penghisap darah akan membuat korban yang dihisap darahnya ikut menjadi vampir. Bagaimana dengan vampir emosi? Apakah mereka juga membuat korbannya menjadi vampir? Simak cerita Lusi, ”Bosku yang perfeksionis hari ini marah-marah terus.
Semuanya salah di mata dia. Aku jadi stres. Sampai di rumah, aku kelepasan membentak anakku waktu membantunya mengerjakan PR. Dia sampai menangis. Aku menyesal sekali.” Inilah bukti bahwa ketika emosi kita tersedot oleh orang lain, maka kita pun mungkin akan menghisap emosi orang lain.
Agar kita tidak terpengaruh secara emosional, Prof Dr Sawitri Supardi Sadarjoen memberi saran untuk menyikapinya secara rasional. Hal senada disampaikan oleh Rachel G. Baldino, MSW, LCSW, penulis How to Beware of Emotional Vampires’ Intent on Draining You of All Your Precious Emotional Strength, yaitu mengingatkan diri kita terus-menerus bahwa perilaku mereka yang sangat tidak menyenangkan itu adalah masalah mereka, bukan masalah kita.
Sementara itu, Bernstein memberikan beberapa strategi untuk menghadapi para vampir ini:
1. Mengenali mereka
Cara untuk mengantisipasi ’serangan’ vampir adalah dengan mencari tahu tindakan yang pernah mereka lakukan di masa lalu, karena sangat mungkin mereka melakukan hal yang sama di masa mendatang.
2. Mencari informasi
Vampir ingin Anda hanya mendengarkan mereka. Untuk menguasai Anda, mereka akan mencoba mengisolasi Anda dari sumber-sumber informasi lain. Karena itu, cobalah untuk selalu mencari informasi lewat teman yang bisa dipercaya.
3. Melakukan yang tidak mereka kerjakan
Kekuatan Anda yang terbesar untuk menundukkan vampir ada pada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh para vampir, tetapi Anda bisa.
4. Perhatikan tindakannya, bukan kata-katanya
Apa yang dikatakan seringkali sangat berbeda dengan yang dilakukan. Agar emosi Anda tak tersedot olehnya, selalu fokuslah pada apa yang mereka lakukan.
5. Berhati-hati terhadap strategi hipnosis.
Vampir memiliki keahlian hebat sebagai hipnotis, mempengaruhi Anda dengan sikap dan kata-katanya. (bersambung).