Konflik antara orangtua dan anak remajanya sering terjadi. Dalam sebuah wawancara terhadap 1000 orang remaja dan orangtuanya, perbedaan pendapat antara orangtua dan anak berkisar pada masalah penampilan, teman, dan jam pulang pada malam hari. Bagaimana menyikapinya?
Sehatalami.co ~ Tidak sedikit orangtua yang pusing menghadapi anak-anak yang memasuki usia remaja. Tak salah jika sejumlah ahli bahkan menyebut masa remaja sebagai masa ‘thunder-and-storm’, suatu masa yang penuh gemuruh layaknya topan badai.
Meski begitu, Anda tak perlu terlalu khawatir, karena sesungguhnya konflik antara orangtua dengan remaja jarang sekali menyangkut sesuatu yang besar atau serius. Sebetulnya konfliknya tidak betul-betul serius. Dalam sebuah wawancara terhadap 1000 orang remaja dan orangtuanya, perbedaan pendapat antara orangtua dan anak berkisar pada masalah penampilan, teman, dan jam pulang pada malam hari.
Tak jarang, karenanya, ada banyak orangtua yang mulai merasa kesulitan mendapatkan bercerita panjang lebar tentang pengalaman anak remajanya hari itu setiap pulang sekolah, “Sekarang, pulang sekolah ia diam saja langsung masuk kamar. Kalau ditengok, sayanya didiamkan. Ditanya apa ada masalah, jawabnya malah marah-marah. Susah banget diajak ngobrol.…,” begitulah biasanya keluhan seorang ibu.
Orangtua tidak boleh putus asa
Katherine Gordy Levine, penulis buku When Good Kids Do Bad Things – a Survival Guide for Parents of Teenagers, mengatakan bahwa kemarahan remaja adalah salah satu tingkah laku yang tidak bisa Anda ubah. “Ini memang kenyataan yang tidak menyenangkan. Tapi apa pun yang Anda lakukan, sesabar-sabarnya Anda mendengarkan, betapa pun baiknya Anda merespons sikapnya, “perang” ini akan terus berjalan,” ungkapnya.
Levine menjelaskan, kadangkala remaja mencoba menyulut kemarahan pihak lain hanya untuk menutupi perasaannya sendiri, atau ada ketidaknyamanan yang dirasakannya – kemungkinan karena perubahan hormon, perubhan fisik, juga perubahan emosinya – yang tak tahu cara menghadapinya, dan keluar sebagai kemarahan. (bersambung).