Pertumbuhan tubuh anak di masa remaja (yang sudah menyerupai orang dewasa – Red.) membuat masyarakat berharap para remaja dapat memenuhi tanggung jawab sebagai orang dewasa. Tapi karena jarak antara pertumbuhan fisik dan kematangan psikisnya cukup lebar, maka kegagalan remaja dalam memenuhi tuntutan sosial ini menyebabkannya frustrasi dan konflik batin, terutama bila tidak ada pengertian dari orang dewasa.
Perlu pengasuhan yang benar
Karena itulah, Octa menegaskan pentingnya pola pengasuhan orangtua yang benar. Jika orangtua selalu menyalahkan, remaja akan semakin menjauhkan diri dari keluarganya, dan ini akan menyulitkan orangtua mengawasi tingkah laku anak.
Ia menambahkan, anak yang tidak memiliki kemampuan regulasi diri yang baik – tidak melakukan sesuatu hanya karena takut atau karena orang lain melarangnya – cenderung lebih mudah terjerat dalam pergaulan teman sebaya yang salah.
Cara menghadapi:
- Kenali teman-teman anak Anda,
- Dekatkan diri Anda dengan orangtua teman anak Anda. Ini akan memudahkan Anda untuk saling membantu mengawasi.
- Jika Anda merasa kurang cocok dengan teman-teman anak Anda, cobalah cari jawaban tentang: mengapa anakku membutuhkan teman-teman ini? Apa yang menarik dari kelompok/orang ini? Karena bisa jadi, teman yang Anda anggap tidak baik, justru sebenarnya “memberikan” sesuatu yang positif untuk anak Anda.
- Jika Anda merasa teman-temannya memberi pengaruh buruk pada anak Anda, jangan menyalahkan temannya atas masalah yang terjadi. Fokuskan energi Anda pada masalah/ perilaku anak Anda.
- Anda boleh saja mengatakan bahwa Anda tidak terlalu setuju dengan hubungan pertemanan yang dilakukannya, tapi jangan terlalu ikut campur. Biarkan dia tahu, dan berikan dia kepercayaan untuk bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya (tentu saja tetap dengan pengawasan pada taraf yang diperlukan).
- Hati-hati mengkritik temannya, bisa jadi akan menjauhkan Anda dengan anak Anda.