“Ketika yang punya tubuh meyerah, maka imunitas yang terus ikut bejuang dalam sel imun di seluruh tubuh seorang dengan penyakit atau survivor kanker juga menyerah”.
Hal ini dikemukakan oleh Rahmi Fitria, seorang yang gigih memperjuangkan penananggulangan kanker. Ia baru saja merampungkan buku berjudul “Berdamai Dengan Kanker” yang diluncurkan pada even Organic Mini Festival di Mall Ciputra Grogol, Jakarta Barat. Perempuan yang biasa dipanggil Rahmi dikenal sebagai sosok yang gigih juga dalam memerangi kanker.
“Tepatnya pada tahun 2013 Tuhan memberikan ujian kepada saya. Saat itu saya menerima hasil laboratorium yang menjelaskan bahwa saya positif kanker dan sifatnya agresif” atau “grade 3B,” kenang Rahmi. Tentu saja hasil tersebut membuat dirinya syok.
“Sebagai manusia saya menangis, bercampur semua rasa. Namun saya harus tetap berjuang. Kanker ibarat monster kata setiap orang, mendengar namanya membuat bergidik ngeri. Namun ikhlas dan tekad untuk melanjutkan kehidupan dan cita-cita saya perjuangakan pengobatan saya dengan medis dan self healing. “Bertahun- tahun saya jalani pengobatan ini dengan berdamai di tiga aspek kehidupan saya yaitu mind, body and soul,” tambahnya.
Rahmi pernah menjadi seorang jurnalis. Awal karirnya dimulai di sebuah stasuin televisi nasional sebagai repoter. “Pada tahun 2004 saya lolos dari bom kedutaan Australia kala itu, kaca-kaca gedung perkantoran di Jl Rasuna said pecah termasuk di kantor kami ucap Ramhi, saya terhening ini bom, bagaimana teman-teman kami di gedung, bagaimana kami tadi jika masih didalam gedung,” tukasnya.
Setelah bertahun menjadi jurnalis tiba waktunya Rahmi ingin mencoba bidang wirausaha. Tahun 2007 membangun sebuah Spa Aromaterapi di Bogor. Hal itu dimulai dari garasi rumahnya. Kini ia menjadi salah satu aktivis penanggulangan kanker. “Saya terus menselaraskan pikiran dan hati yang damai, agar mampu menenangkan sel-sel kanker,” pungkas Rahmi.