“Salah satu faktor utama masalah heartburn dan GERD adalah jumlah penderita obesitas dalam masyarakat kita yang makin meningkat,” ujar Victor S. Sierpina, MD, profesor dari University of Texas Medical Branch di Galveston, Amerika Serikat, serta penulis buku The Healthy Gut Workbook.
Sierpina juga mengatakan, ketika kita mengalami kenaikan berat badan, otomatis tekanan dalam perut juga mengembang yang dapat menyebabkan refluks (makanan mengalir balik).
Hasil riset juga menyatakan bahwa mereka yang mengalami obesitas akan lebih besar kemungkinannya untuk mengalami kerusakan LES dan menderita GERD lebih sering dan lebih parah dibandingkan dengan orang lain secara umum.
Kebiasaan makan kita juga dapat menjadi pemicu
Jadwal yang padat membuat kita cenderung memilih makanan yang mudah dan ‘cepat saji’. Jenis makanan ini umumnya tinggi lemak sehingga cenderung memicu munculnya heartburn. Seiring dengan bertambahnya usia, semakin meningkat pula risiko menderita heartburn.
Namun bukan berarti anak muda tidak dapat terkena masalah heartburn, mengingat meningkatnya masalah eating disorder (perilaku makan yang tidak sehat) di kalangan usia muda. “Mereka yang suka menginduksi muntah memiliki risiko tinggi heartburn,” ujar Jacqueline L. Wolf, MD, associate professor Harvard Medical School dan penulis buku A Woman’s Guide to a Healthy Stomach.
Meski obat-obatan yang dapat memblokir asam sudah banyak dijual bebas, penggunaannya dalam jangka panjang tetap dapat menimbulkan risiko serius
Dikutip dari laman detikcom, kematian mendadak Putri Maluku Jean Patty pada 2016 juga sempat dikaitkan dengan asam lambung. Khabar ini kemudian memicu kepanikan di kalangan pengidap sakit maag yang punya riwayat serangan GERD. Ahli pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo meluruskan kesalahpahaman soal asam lambung.
“Saya menyampaikan bahwa pasien yang memang sudah diketahui menderita asam lambung tidak usah panik. Kalau cuma karena sakit maag rasanya tidak mungkin menyebabkan meninggalnya seseorang,” kata dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH kala itu.
Menurut dr Ari, kematian mendadak lebih mungkin disebabkan oleh serangan jantung atau kelainan irama jantung, yang memang gejalanya kadang mirip asam lambung. Bisa juga, secara kebetulan seseorang punya riwayat asam lambung sekaligus masalah jantung.
Tak ada hubungan GERD dan serangan jantung
Dipastikan tidak ada keterkaitan antara GERD dan serangan jantung, selain soal gejalanya yang kebetulan mirip. “GERD tidak menyebabkan serangan jantung apalagi menekan jantung hingga tidak berfungsi,” kata dokter jantung dari RS Siloam Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP seperti dilansir dari detikcom (20/2/2020).