Penelitian besar-besaran terhadap aspirin yang dilakukan tahun 2005 menghasilkan penemuan yang mengejutkan – ternyata obat ini tidak melindungi wanita terhadap serangan jantung!
Penelitian The National Institutes of Health menunjukkan bahwa wanita setengah baya yang minum aspirin tidak berkurang risikonya terhadap serangan jantung pertama, sekalipun penggunaan pil ini mengurangi kemungkinannya mengidap stroke. Namun setelah usia 65 tahun, aspirin membantu melindungi wanita terhadap serangan jantung.
Demikian pula dengan statin, ‘obat ajaib’ penurun kadar kolesterol, yang dahulu dianggap mengurangi risiko penyakit jantung pada semua pasien. Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association pada tahun 2002 mengungkapkan bahwa statin tidak memberi dampak apa-apa pada tingkat kematian wanita yang tidak menderita penyakit kardiovaskular.
Zoloft, obat anti-depresi, digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan, termasuk post traumatic stress disorder. Namun, penelitian klinis menunjukkan bahwa Zoloft berdampak kecil sekali terhadap pria yang mengidap kondisi ini, sekalipun manjur untuk wanita.
Tentu saja, perilaku kita dapat juga mempengaruhi kemanjuran obat. Wanita cenderung memakai obat lebih banyak dari pria – meningkatkan peluang salah obat – tapi wanita juga lebih tekun mengikuti petunjuk dan resep dokter.
Bagaimana dengan di Indonesia? Belum diketahui adanya penelitian-penelitian serupa. Jadi Anda, baik pria maupun wanita, Anda sendirilah yang bertanggungjawab atas kesehatan sendiri. Bila sakit, carilah dokter yang Anda yakini bisa memberi perawatan kesehatan yang sebaik-baiknya. Selain itu penting juga proses komunikasi dokter-pasien. Pastikan dokter Anda bersedia mendengarkan keluhan Anda dan mau diajak berdiskusi untuk mencari solusi dan … terapi atau obat yang tepat! (SA)