Ia menunjuk pada makanan yang dimasak menggunakan microwave. Menurutnya, makanan tersebut tidak lagi memiliki ‘jiwa’. Artinya, vitamin, mineral, hormon alami yang terkandung dalam bahan makanan sudah musnah oleh pemanasan gelombang pendek microwave.
Selain itu, makin bermacam-macam dan lama proses yang dialami bahan makanan di pabrik, makin banyak energi dan air yang digunakan. Sehingga nutrisi yang terkandung dalam makanan menjadi terbasuh dan terbuang. Solusi : santaplah makanan, bukan produk makanan.
2.Prioritaskan makanan lokal
Antara produksi dan konsumsi terbentang jarak ribuan kilometer. Itu jika kita mengimpor bahan makanan. Min panjang jarak (kilometer) makin banyak gas rumah kaca yang terlepas dan mencederai lapisan ozon. Demikian pendapat para ahli lingkungan.
Baca Juga : Pilih Bahan Pangan Sehat Alami, untuk Menyehatkan Jiwa dan Raga ( bagian 2)
Selain itu, makin lama di perjalanan sayuran dan buah-buahan makin kehilangan kesegarannya. Ini disebabkan proses pematangan terus berjalan sehingga kandungan nutrisi pun berubah. Belum lagi diperhitungkan pestisida yang kemungkinan digunakan oleh petani di negara pengekspor, atau penggunaan zat pengawet agar selama perjalanan bahan makanan terhambat proses pematangannya.
Semua itu perlu diperhitungkan agar bahan makanan yang kita makan benar-benar dalam kondisi segar dan menyehatkan. Solusi : perhitungkan jarak perjalanan bahan makanan impor. Pilih saja bahan makanan lokal.
( SA, bersambung)