Apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan level imunitas tubuh, di tengah terbatasnya ruang untuk bergerak dan melakukan aktivitas di saat buasa di tengah pandemi Covid-19.
Sehatalami.co ~ Pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda akan berakhir. Malah sebaliknya, sebagian daerah baru menunjukkan besaran populasi terinfeksi Covid-19. Di Jawa Timur misalnya, pasien positif Covid-19, baru saja tembus angka 2.088 pasien, dengan pasien terbanyak jerjadi berasal dari Surabaya, yakni sebanyak 1.035.
Sementara di DKI Jakarta, bahkan jumlah angka positif Covid-19 telah menyentuh angka 5.881 orang per, Minggu 17 Mei 2020. Di tengah pandemi Covid-19, seperti saat umat Islam tentu tetap harus menjalanakan ibadah puasa. Tentu dengan banyak pengecualian. Membatasi atau tidak shalat teraweh di berjamaah di masjid atau mushalla.
Hal ini dilakukan tidak lain untuk melaksanakan himbuah pemerintah untuk tetap tinggal di rumah agar penyebaran Covid-19 terhenti. Meski begitu, agama menginformasikan tidak akan mengurangi esensi ibadah puasa, karena situasi yang dihadapi telah memenuhi syarat dilonggarkannya ( rukhsah) dalam melaksanakan kewajiban syariah.
Hal yang perlu diperhatikan adalah, apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan level imunitas tubuh, di tengah terbatasnya ruang untuk bergerak dan melakukan aktivitas di saat buasa di tengah pandemi Covid-19. Kebanyak di rumah, justru membuat suasana psikologis menghadapi tekanan.
Namun demikian ibadah puasa justru mengajarkan keikhlasan, kesabaran, dan disipilin dalam menghadapi ujian. Karena itu, agar ibadah puasa tetap maksimal di masa pandemi, hal penting yang perlu dilakukan adalah menjaga imunitas tubuh tetap terjaga.
Bagaimana caranya? Dikutip dari kompas.com (17.5/2020), berikut ini bebarapa upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga sistem imunitas tetap stabil pada bulan Ramadhan.
1. Ibadah untuk sehat
Penelitian menunjukkan bahwa ritual ibadah bisa berdampak terhadap kesehatan organ tubuh. Kita tahu, puasa Ramadhan merupakan momentum bagi umat islam untuk memperbanyak ibadah shalat, dzikir dan tadarus. International Journal of Health Sciences & Research menyebutkan, gerakan shalat mampu memperlancar peredaran darah.
Setiap gerakan shalat mampu memperlancar aliran darah dan juga getah bening, serta memperkuat otot lengan. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang dan membuat aliran darah kaya oksigen menjadi lancar dan otot jadi tidak kaku.
2. Konsumsi serat saat buka dan sahur
Saat berpuasa, Anda juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang divariasikan dengan jenis serat tinggi saat sahur maupun berbuka puasa. Apel, misalnya. Buah ini mengandung serat tinggi serta kaya vitamin dan mineral yang mengenyangkan, bahkan jika hanya makan satu buah. Pangan berserat yang juga tepat dikonsumsi saat sahur dan berbuka adalah brokoli. Selama puasa, makan sahur dengan brokoli akan membuat perut kenyang lebih lama sekaligus menyehatkan.
3. Konsumsi air mineral yang cukup
Meski tengah berpuasa pada bulan Ramadhan, minum air putih 8 gelas sehari tetap dianjurkan. Akan tetapi, cara memenuhinya berbeda dari hari biasanya. Mengutip Kompas.com, Sabtu (25/4/2020), ahli Gizi Dr Samuel Oetoro MS SpGK mengatakan pentingnya minum air putih 8 gelas sehari.
Menurutnya, mengonsumsi air mineral bermanfaat untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh selama puasa. Jika kekurangan air, maka metabolisme tubuh bisa terganggu dan menyebabkan berbagai masalah.
4. Tetap berolahraga
Saat sedang berpuasa sebenarnya Anda bisa tetap melaksanakan olahraga ringan. Bagaimana caranya agar tidak mengganggu jalannya puasa? Lakukanlah olahraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda menjelang waktu berbuka puasa selama 30-60 menit. Melakukannya jelang buka puasa akan membuat tubuh memiliki beberapa simpanan glikogen untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar saat olahraga.
3. Tidur cukup dan tidak begadang
Tidur dalam durasi 6 hingga 8 jam per hari pada orang dewasa sangat penting untuk meregenerasi serta produksi protein untuk sel-sel imun. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology menjelaskan bagaimana sistem kekebalan tubuh memperbaiki diri sendiri saat tidur.
Peneliti menemukan bahwa saat tidur, beberapa subset sel T berkurang dari aliran darah sehingga resiko infeksi rendah. Sel T adalah jenis sel darah putih dan merupakan dasar sistem kekebalan tubuh manusia.
4. Konsumsi suplemen multivitamin sebelum tidur
Saat puasa, pastikan juga tubuh menerima asupan vitamin C dan E. Simin Nikbin Meydani dalam bukunya berjudul Military Strategies for Sustainment of Nurition and Immune Function in the Field (1999) menyebutkan, vitamin C dapat mengaktifkan enzim kunci untuk membentuk hormon yang membantu melawan infeksi.
Sedangkan vitamin E diketahui sebagai antioksidan kuat untuk melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Nah, agar sistem imun jumlahnya tak merosot, diperlukan pula vitamin B untuk menyokong sel darah putih sebagai pelindungi tubuh. Utamanya vitamin B12 dan B6 yang berperan dalam mempertahankan limfosit.
Vitamin B membuat tubuh tangguh dan mencegah infeksi secara berulang. Untuk melengkapi kebutuhan vitamin-vitamin itu, Anda dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan seperti buah dan sayur seperti kiwi, mangga, pepaya, nanas, serta sayuran seperti brokoli, paprika, dan tomat.
Anda juga bisa mengonsumsi suplemen. Namun perlu dicatat, ada baiknya Anda telah memahami manfaat suplemen tersebut bagi kesehatan Anda. Pastikan pula saat hendak mengonsumsinya, perut tidak dalam keadaan kosong. Dengan demikian, daya tahan tubuh Anda dan keluarga tetap terjaga dan terhindar dari berbagai penyakit. (SA)