“Selain menerapkan gaya hidup sehat, hidup dan bekerjalah dengan hati. Bekerjalah kalau bisa untuk membantu orang lain. Jangan pernah menyakiti orang atau mencari musuh. Dengan begitu hidup kita akan bahagia,”ujar Paulus Prananto.
Sehatalami.co ~ Sehat dan tetap produktif di usia Lansia adalah dambaan setiap orang. Jika mungkin bisa tetap memberi manfaat untuk orang lain, kendati sejatinya sudah memasuki usia pensiun. Sebab itu merupakan salah satu mensyukuri keberkahan hidup.
Nah, prinsip inilah yang antara lain menjadi pegangan Brigjen (Purnawirawan) Paulus Prananto (73 Tahun), yang sehari-hari masih aktif sebagai Komisaris Independen PT Surveyor Indonesia.
Bagi Paulus, yang sudah memasuki usia pensiun sejak 2003, “work by heart – bekerja dengan hati” sudah menjadi prinsip dan filosofi hidup yang dipegang sejak usia muda. Dengan prinsip ini, katanya dalam situasi apapun dan di mana pun ia selalu mengutamakan suara hati dalam bekerja.
“Saya tidak pernah menyakiti orang, apalagi mencari musuh, kalau saya bisa bantu, saya bantu. Saya suka mendengarkan orang cerita. Motivasinya apa yanb bisa bermakna, berguna. Juga, kalua saya keliru dianggap salah, dalam komunitas, saya minta maaf. Itulah prinsip saya, selalu work by heart,’ ujarnya kepada sehatalami.co.
Filosofi hidup lain yang selalu dipegang adalah “The flow of water”. “Jadi ketika harus mengikuti air, ada cadas atau batu, ya ikuti jalan yang wajar saja. Jangan ditabrak, bila perlu mencari jalan melingkar agar apa yang kita cita-citakan dapat tercapai,”katanya.
Paulus mengaku dengan prinsip hidup yang dipegangnya, sejak masih dinas di Angkatan hingga pensiun dan aktif di luar kedinasan, serta kini sejak tiga tahun lalu menjadi Komisaris Independen, ia bisa menjalani hidup dengan bahagia. Penuh syukur dan menerima apa adanya.
Lagi pula ujarnya, hidup itu ibarat “Roda pedate” yang selalu berputar. Adakalanya di atas ada kalanya di bawah. “Pada saat berada di atas jangan tinggi hati, jangan sombong. Pada saat ada di bawah sabar dan terus berusaha,” katanya.
Lalu apa rahasia sehatnya?
Menerapkan gaya hidup sehat. Sepertinya memang mudah untuk diucapkan, tetapi susah untuk diterapkan. Namun bagi Paulus, hal itu tergantung dari niat dan kedisiplinan kita. Kita harus tahu jelas alasannya mengapa memilih gaya hidup sehat.
“Boleh jadi karena latar belakang saya militer,”katanya soal disiplin menerapkan gaya hidup sehat. Itu mengapa sedari muda, ia selalu olahraga pagi setiap hari. “Pilih olahraga yang paling ringan,”ujarnya memberi tip. Ia selalu jalan kaki mulai pukul 05.30 – 06.30 WIB pagi. Setelah itu, ia berangkat ke kantor pukul 07.30 WIB dan pulang dari kantor pukul 16.00 WIB.
“Alhamdulillah saya belum pernah sakit sampai di rawat di Rumah Sakit,”ujarnya seraya berharap bisa terus awet sehat dan menjaga kebugaran.
Disiplin menjga pola makan
Dalam soal makan, ia mengaku cukup disiplin. Tidak makan-makanan berlemak atau gorengan. Juga tidak merokok. “Namun terus terang, tiga tahun terakhir, saya sudah tidak bisa seperti sebelumnya. Disiplin saya soal makanan, jebol juga. Kadang makan gorengan juga,”ujarnya sambil menertawakan perutnya yang mulai buncit.
Malam sepulang kerja, ia masih bisa membaca banyak buku koleksinya, terutama buku-buku digital yang ia koleksi. Istirahat malam, umumnya jam 21.00 WIB sudah berangkat tidur dan pukul 04.00 atau 04.30 sudah bangun.
Hal pertama yang dilakukan, setelah beberes di belakang, dan lain-lain. Ia biasa membuat kopi sendiri. Lalu browsing buku-buku baru di internet. Ada banyak koleksi buku-buku digital yang sudah dibacanya. Antara lain buku-buku manajemen, strategi militer, sampai buku-buku kesehatan. “Baru setelah itu olahraga,”katanya.
Mengikuti perkembangan literasi digital
Perkembangan dunia digital, ternyata tak luput dari perhatiannya. Itu mengapa, ia cukup piawai berselancar di dunia internet. Dari sini, sejak 1990-an, ia banyak mengumpulkan iiterasi – mungkin ribuan – dalam bentuk digital dan sering ia bagikan kepada para koleganya.
“Saya sering mengumpulkan tema-tema tertentu yang menurut saya sangat dibutuhkan untuk perkembangan keilmuan tentang kemiliteran, ketahanan dan pertahanan negara, lemhanas, sesuai dengan kurikulum yang dipelajari di Lembaga-lembaga tersebut,” katanya.
Sayangnya, sampai saat ini ia mengaku masih belum bisa mewujudkan cita-citanya untuk menulis buku. “Cita-cita saya bagaimana bisa menjembatani kebutuan orang akan literasi digital tersebut bisa mengakses dengan mudah,”katanya. (SA)