“Banyak orang yang tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan haus semata” – Nabi Muhammad SAW
Sehatalami.co ~ Puasa sudah memasuki hari-hari di sepuluh terakhir Ramadhan. Kendati begitu, seperti di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW di atas, boleh jadi masih banyak saja orang yang salah menjalani puasa di bulan Ramadhan. Jangan salah persepsi dahulu. Iya, mereka memang berpuasa, namun ada yang kecenderungannya hanya sekadar menukar jam makan dan menghindari semua makanan dan minuman sejak matahari terbit hingga terbenam.
Tapi setelah itu, mereka ‘balas dendam’ dengan makan dan minum sebanyak-banyaknya. Lebih parah lagi, secara tradisional, makanan dan minuman yang disajikan untuk berbuka puasa seringkali jenis yang bersantan, serta berkalori dan berlemak tinggi. Dari pendekatan medis, menjalani puasa seperti ini, hanya menambah berat badan dan mengundang munculnya penyakit.
Padahal sejatinya, puasa adalah aktivitas yang melibatkan semua aspek dalam diri kita. Bukan hanya pencernaan, tetapi juga meliputi kesehatan mental dan spiritual. Karena puasa yang dijalani dengan niat dan cara yang benar, sejatinya sama dengan menjalani program detoksifikasi untuk membuang semua ‘sampah’ dari tubuh kita, baik itu sampah pikiran, emosi negatif, maupun sisa-sisa makanan hasil metabolisme tubuh kita.
Mengapa kita perlu detoks?
Sesuai namanya, detoksifikasi atau detoks adalah proses pengeluaran toksin dari dalam tubuh. Pengertian toksin dalam ilmu gizi adalah semua zat yang tidak diperlukan tubuh dan akan meracuni sel-sel tubuh jika jumlahnya berlebihan.
Sumber toksin bisa dari ampas makanan yang dikonsumsi dan makanan-makanan yang tak tercerna, maupun dari polusi udara, asap rokok, pestisida, obat-obatan, bahan aditif dalam makanan instan/diproses dan sebagainya. Bahkan pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. (bersambung).