Dr Paul E. Dennison, pencipta Brain Gym, mengatakan pembelajaran yang memberi bobot berlebih pada otak kiri ini bisa membuat orang menjadi stres. ”Bahkan musik pun tak sempat lagi mereka nikmati, karena sibuk menganalisa.
Sehatalami.co ~ Sebelumnya telah disampaikan bahwa salah satu kelemahan sistem pembelajaran yang mengutamakan pengembangan otak sebelah kiri adalah kurangnya kreativitas. Kebanyakan anak-anak memiliki kreativitas tinggi (yang diatur oleh otak kanan) justru terjadi saat sebelum mereka masuk sekolah.
Hanya 10 persen dari anak-anak ini yang tingkat kreativitasnya tetap sama pada usia 7 tahun, dan ketika telah dewasa, hanya 2 persen yang tetap memiliki tingkat kreativitas tinggi.
Tak hanya hilangnya kreativitas, bahkan muncul kecenderungan meningkatnya perilaku kasar sebagai salah satu akibat metode pembelajaran yang mengutamakan pengembangan otak kiri.
Padahal semestinya pendidikan adalah bagaimana menjaga keseimbangan dan mengarusutamakan pada pembentukan watak, yang banyak bertumpu pada kekuatan potensi yang ada di otak kanan.
Terkait dengan hal ini, Dr Paul E. Dennison, pencipta Brain Gym, mengatakan pembelajaran yang memberi bobot berlebih pada otak kiri ini bisa membuat orang menjadi stres. ”Bahkan musik pun tak sempat lagi mereka nikmati, karena sibuk menganalisa.”
Tak hanya itu, metode pembelajaran ini juga akan menciptakan orang yang cenderung berkompetisi, memikirkan segala sesuatu dari sisi menang dan kalah. Akibatnya, ketika menghadapi sesuatu, mereka hanya punya dua pilihan, yaitu menghadapi masalah atau lari.
”Kalau pembelajaran memberi bobot juga pada otak sebelah kanan, yang memperhatikan aspek seni, musik, dan bermain; belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan hal-hal baru bisa diterima secara terbuka,” kata Dennison. (bersambung).