Membuka usaha tidaklah harus bermodal besar. Dengan modal minimpun bisa. Hal tersebut dibuktikan oleh Nur Salam. Ia dikenal sebagai pengusaha kertas daur ulang yang sukses. Tak hanya menjual kertas daur ulang buatan tangannya ke toko-toko, tapi ia juga menjadikan kedainya sebagai tempat belajar bagai semua kalangan. Usahanya ini dijalankannya dengan prinsip menjaga kelestarian lingkungan. Nilai inilah yang membedakan Nur Salam dengan pengusaha kertas daur ulang lainnya.
Ditemui di tempat workshop-nya, yang diberi nama Kedai Daur Ulang, di kawasan Mampang Prapatan Jakarta, Nur Salam sedang sibuk dengan aktivitasnya membuat kertas daur ulang. “Membuat kertas daur ulang itu mudah. Ada sampah kertas, kemudian diblender dengan tambahan lem, dicetak,lalu dikeringkan. Jadilah kertasnya,” ucap salah seorang karyawannya.
Atasi sampah tak cuma angkut-buang
Tapi ternyata, di balik proses daur ulang kertas yang terlihat mudah itu, ada satu hal besar. Masalah sampah di Jakarta. Itulah yang menjadi landasan Nur Salam mendirikan usahanya ini. Menurutnya ada yang harus diperbaiki dalam cara kita memahami persoalan sampah yang rumitdi Jakarta.
“Mengatasi sampah harus dimulai dari sisi budaya dan sosial. Budaya pemerintah yang menggunakan konsep angkut-buang seharusnya diubah. Sampah tidak bisa diselesaikan hanya dengan angkut-buang. Salah satu solusi yang paling efektif mengatasi ledakan sampah adalah dengan konsep daur ulang. Masyarakat harus bisa melihat bahwa sampah bukan sekedar sampah. Tapi sampah juga bisa menjadi bahan baku baru. Enam puluh persen sampah yang ada sebenarnya bisa didaur ulang,” katanya.
Karena alasan itulah, kedainya ini didirikan di tahun 1996. Mulanya hanya sebagai sarana untuk mengkampanyekan konsep daur ulang kepada masyarakat. “ Modal awal Rp 300.000,” katanya singkat. Namun sekarang omsetnya mencapai jutaan rupiah per bulan. Tak hanya didatangi pembeli dan pemesan souvenir, Kedai Daur Ulang setiap harinya juga banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin belajar membuat kertas daur ulang.
Kertas Sebagai Pilihan
Kenapa memilih kertas? Nur salam menjelaskan bahwa kertas merupakan material yang paling banyak dibuang. Mendaur ulang satu ton kertas dapat menghemat 7000 galon udara. “Itu sama dengan menyelamatkan 17 sampai 30 pohon, menghemat 4000 kwh listrik, dan dapat mengurangi sebanyak 120 kg polutan udara,” katanya. Satu bubuk ton kertas, lanjutnya, setara dengan 25 meter kubik kayu atau seperempat hektar hutan yang ditebang.
Lagipula, kata Nur Salam, sampah kertas jauh lebih mudah untuk diolah. “ Pada prinsipnya semua sampah bisa didaur ulang. Namun mengolah limbah kertas banyak keuntungannya, seperti: tidak butuh biaya besar, bisa menggunakan lahan sempit dan peralatan sederhana. Selain itu, tidak menggunakan bahan-bahan yang bisa menimbulkan limbah berbahaya,” katanya.
Nur Salam berkisah, pada awalnya membutuhkan proses yang tidak gampang dalam inovasi kertas daur ulang. Ia banyak belajar proses daur ulang dari teman-temannya di India, Belanda, dan berbagai negara lain yang ia kenal saat menjadi anggota International Waste Management.
Seiring dengan waktu dan dengan banyaknya uji coba, akhirnya Nur Salam menemukan karya-karya seni dari kertasdaur ulang ini. Hal itu terlihat dari berbagai pajangan yang ada di kedainya. Tempat tisu, buku agenda, kardus ulang tahun, juga undangan. Bisa juga dibuat produk souvenir seperti gantungan kunci, tempat pensil, kotak tisu, frame foto, atau perlengkapan kantor, seperti kotakdokumen dan tempat penyimpanan kertas. Dan masih ada banyak lainnya.
Bahkan, kini ia tidak hanya mengembangkan produk kertas daur ulang dari kertas bekas. Salah satunya, ia kini telah membuat kertas dari pelepah pisang. “Hasilnya unik dan bisa menjadi bahan kreasi yang bermacam-macam,” ungkap bapak dua anak ini. (SA)