Eco fashion memang menjadi gerakan yang mendunia. Selebriti, produsen pakaian, dan perancang busana tingkat dunia mulai tergerak untuk mengembangkan busana ramah lingkungan.
Sehatalami.co. Ada hal menarik ketika membuka laman econic (http://www.econicevent.com). Sebuah situs yang mengkhususkan diri pada hal-hal yang berbau eco fashion atau fashion yang ramah lingkungan.
Kegiatannya pun banyak, di antara, yang sering dilakukan adalah bazar di berbagai tempat. Econic juga sering mengadakan fashion show hingga kompetisi.
Memang eco fashion atau orang juga biasanya menyebutnya green fashion, atau eco clothing memang menggejala di berbagai penjuru dunia. Hal ini disebabkan karena busana yang marak di pasaran, umumnya sangat tidak ramah lingkungan.
Bisa Anda bayangkan bahwa kapas sebagai bahan baku tekstil, dalam proses penanaman hingga pemanenannya, secara rutin disemprotkan pestisida dan bahan kimia lainnya.
Begitu juga dengan katun atau jenis tekstil lainnya. Nylon apalagi. Bahan baku pembuatan nylon menggunakan bahan kimia nitro oksida. Dampaknya luar biasa yaitu 310 kali lipat lebih kuat dari karbondioksida dalam menghasilkan efek rumah kaca.
Ketika Busana Bersahabat dengan Alam
Saat ini, eco fashion memang menjadi gerakan yang mendunia. Selebriti, produsen pakaian, dan perancang busana tingkat dunia mulai tergerak untuk mengembangkan busana ramah lingkungan.
Konsepnya sendiri merujuk pada segala produk fashion dan aksesoris yang diproduksi menggunakan produk dan juga melalui proses yang ramah lingkungan. menggunakan bahan baku organik.
Selain itu, juga rendah dalam penggunaan bahan kimia baik dalam proses produksi maupun dalam proses pewarnaan, desainnya dibuat long last (tidak akan pernah terkesan ketinggalan jaman saat dipakai) sehingga bisa disimpan dalam jangka waktu lama.
Bahkan sekarang ada yang memakai bahan ulang. Koleksi busana ataupun aksesori yang terbuat dari bahan-bahan organik, seperti katun organik, pelepah jagung, daun pandan, dan daun pisang.
Juga penggunaan bahan daur ulang seperti kain-kain tua atau kain bekas pakai, plastik, dan material daur ulang lain, sudah banyak ditampilkan dalam aneka pameran busana “hijau”. (SA)