Manusia modern tak bisa luput dari kebutuhan pada penggunaan plastik. Jika tanpa manajeman yang baik, sampah, apalagi sampah plastik dapat membayakan ekosistem dan kehidupan manusia.
Mungkin banyak yang tidak menyadari, jika kita tidak bisa terlepas dari plastik, kendati kampanye pengurangan penggunaan plastik sudah digaungkan sejak satu dasawarsa lebih. Kampanye back to nature tak kurang-kurang digaungkan, sebagai reaksi terhadap bahaya pemanasan global.
Toh begitu, kendati produksi sampah plastik, tak berkurang, dan cenderung meningkat, kita tidak bisa sepenuhnya mengatakan “selamat tinggal” plastik, karena bagaimana pun plastik sangat memiliki peran di kehidupan sehari-hari dan tidak dapat begitu saja digantikan.
Itu mengapa, dalam talkshow bertajuk, “Our Environment at Stake” yang digelar dalam rangka merayakan World Environment Day 2018 atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada bulan Juni, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Pembangunan (UNDP) bekerja sama dengan Kementrian Perindustrian Republik Indonesia mengajak masyarakat mengambil tindakan untuk polusi plastik dan ingin membangun kesadaran global untuk bertindak positif bagi perlindungan alam dan planet bumi.
Lewat Even yang digelar pada Sabtu (23/06/2018) di Jakarta Creative Hub, Jl MH Thamrin, Jakarta Selatan, UNDP dan Kementrian Perindustrian RI mengusung tema, “Beat Plastic Pollution“. Senior Programme Manager UNDP, Anton Sri Probiyantono, dan Kepala Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Teddy Caster Sianturi, keduanya sepakat soal pentingnya manajemen sampah.
“Keliru kalau kita mengatakan ‘bye-bye plastik’, sebab laptop, handphone, casingnya dari apa? Masa mau dari daun pisang?” ujar Teddy Caster Sianturi, sembari bercanda.