- Kurma mengandung glukosa dan fruktosa yang merupakan sumber energi siap pakai, sehingga dalam beberapa menit setelah makan kurma tubuh akan segera memperoleh kembali energi yang hilang setelah seharian berpuasa.
- Selain kalium, kurma kering juga mengandung asam salisilat yang biasanya digunakan sebagai bahan baku aspirin – obat pereda rasa sakit dan demam yang sering dimanfaatkan untuk mencegah sakit kepala, serangan jantung, dan stroke.
Sehatalami.co ~ Puasa memang identik dengan kurma. Setiap kali bulan Ramadhan tiba, kurma selalu menjadi santapan favorit untuk berbuka puasa. Ini bukan sekadar tren atau tradisi, karena Nabi Muhammad SAW pun selalu berbuka puasa dengan tiga buah kurma dan segelas air putih.
Nama ‘nakhla’ sendiri memiliki arti ‘pohon kehidupan’, karena semua bagian tanamannya bermanfaat. Bahkan sejak zaman Nabi Muhammad, kurma sudah dimanfaatkan sebagai obat.
Pohon kehidupan dari padang pasir
Tanaman kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tanaman palem yang umumnya tumbuh di sekitar oasis – mata air yang ada di tengah hamparan padang pasir. Awalnya para ahli arkeologi meyakini nenek moyang kurma berasal dari Teluk Persia.
Namun Alphonse de Condolle, ahli botani dari Swiss, berpendapat bahwa asal-usul kurma bukan dari Teluk Persia, karena pada zaman prasejarah kurma sudah tumbuh di Senegal, Afrika Utara. Barulah pada tahun 4000 SM kurma mulai dibudidayakan di kawasan Mesopotamia yang sekarang wilayah Arab bagian Timur.
Atas jasa para musafir padang pasir, kurma sampai ke Eropa Selatan. Bangsa Spanyol kemudian membawanya ke Amerika, khususnya di California, dan Arizona. Buah yang menjadi makanan khas penduduk Timur Tengah ini di luar negeri dikenal dengan nama dates, dari bahasa Yunani yakni ‘daktulos’ – yang artinya ‘jari’, karena bentuk buah kurma yang lonjong menyerupai jari.
Di Timur Tengah, berdasarkan tingkat kematangannya, kurma dikenal dengan banyak nama, yaitu kimri (belum matang), khalal (mencapai ukuran maksimal, renyah), ruthab (matang, lembut), dan tamr (matang, kering oleh sinar matahari). Kurma yang sering kita konsumsi di bulan Ramadhan adalah tamr alias kurma kering.
Berlimpah energi siap pakai
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa saat berbuka puasa disarankan mengawalinya dengan makanan yang manis. Nah, kurma merupakan salah satu buah paling manis karena kandungan gulanya yang tinggi.
Kurma mengandung glukosa dan fruktosa yang merupakan sumber energi siap pakai, sehingga dalam beberapa menit setelah makan kurma tubuh akan segera memperoleh kembali energi yang hilang setelah seharian berpuasa.
Kandungan Gizi per 100 g | |
Energi | 280 kkal |
Karbohidrat | 75 g |
Protein | 2.5 g |
Lemak | 0.4 g |
Serat | 8 g |
Vitamin C | 0.4 mg |
Kalium | 666 mg |
Menurut Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, ahli gizi dan guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, kandungan gula kurma mencapai 50 – 70 persen dari seluruh kandungan buahnya. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan buah lainnya yang kandungan gulanya hanya 20-30 persen saja.Pada kurma segar yang matang di pohon dan belum dijemur, kandungan gulanya sekitar 60 persen. Sedangkan kurma kering kandungan gulanya meningkat hingga 70 persen.
Meskipun tinggi gula, kandungan gula dalam kurma dicerna secara perlahan dan bertahap, sehingga kadar gula darah tidak melonjak drastis setelah menikmati kurma. Menurut Dr David Conning, Direktur British Nutrition Foundation, Inggris, segelas air yang mengandung glukosa, akan diserap tubuh dalam 20-30 menit. Sedangkan gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam waktu 45-60 menit. Orang yang makan kurma saat sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, karena kurma juga kaya akan serat.
Tapi perlu diingat, sebaiknya jangan berlebihan makan kurma saat berbuka, terutama bagi penderita diabetes. Kandungan gulanya yang tinggi akan semakin meningkatkan kadar gula darah diabetisi yang sudah tinggi. Selain itu, menurut Ali Khomsan, makan kurma terlalu banyak saat berbuka akan membuat kenyang sehingga mengganggu ibadah shalat maghrib dan tarawih. ”Dalam agama disarankan untuk mengkonsumsi lima hingga tujuh buah kurma dan saya kira itu cukup,” tuturnya.
Buah padang pasir ini juga mengandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A, vitamin B kompleks (thiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6), dan vitamin C.Kurma segar kaya vitamin C, sayangnya vitamin C ini biasanya hilang selama proses pengeringan menjadi kurma kering. Kurma juga mengandung banyak mineral seperti kalium, besi, magnesium, dan kalsium.
Kurma juga mengandung antioksidan dalam bentuk polifenol. Menurut penelitian di University of Scranton, Pennsylvania, kurma kering memiliki konsentrasi polifenol tertinggi di antara buah kering lainnya.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa prevalensi pengidap kanker dan sakit jantung di antara penduduk suku Bedouin di Saudi Arabia ternyata paling rendah dibandingkan penduduk Arab lainnya. Usut punya usut, ternyata penduduk suku Bedouin merupakan pemakan kurma terbanyak dan frekuensinya paling sering di antara penduduk kawasan Arab lainnya.
Fakta sehat soal kurma
Kurma populer sebagai makanan sehat dan sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional sejak zaman Nabi. Khasiat kurma bukan hanya sekadar mitos, tapi sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian ilmiah, beberapa di antaranya:
1. Stroke dan hipertensi
Menurut Dr Louis Tobian, Jr, ahli hipertensi dari Minnesota University, Amerika Serikat, konsumsi kurma bisa membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah stroke. Konsumsi ekstra kalium dari kurma menjaga dinding pembuluh darah tetap elastis dan menjaga tekanan darah tetap normal. Ini akan mencegah pecahnya pembuluh darah yang bisa mengakibatkan stroke karena tekanan darah yang tinggi.
Penelitian lainnya di California Utara, Amerika Serikat, pada pria dan wanita berusia di atas 50 tahun, melaporkan bahwa konsumsi satu porsi makanan kaya kalium minimal 400 mg/hari akan menurunkan risiko stroke hingga 40 persen. Batas minimal 400 mg/hari tersebut mudah sekali dipenuhi dengan hanya makan kurma kering minimal sekitar 65 gram saja atau setara dengan lima butir kurma.
Selain kalium, kurma kering juga mengandung asam salisilat yang biasanya digunakan sebagai bahan baku aspirin – obat pereda rasa sakit dan demam yang sering dimanfaatkan untuk mencegah sakit kepala, serangan jantung, dan stroke.
Salisilat bermanfaat mencegah pembekuan darah, antiradang, dan meredakan rasa nyeri. Menurut Nurfi Afriansyah, staf peneliti KIE Gizi Puslitbang Gizi Bogor, salisilat juga dapat mengatur kadar prostaglandin yang berperan merangsang kontraksi otot dan menurunkan tekanan darah.
2. Diare
Secara tradisional kurma sering dimanfaatkan sebagai obat diare di kawasan Timur Tengah. Kandungan tannin yang tinggi pada kurma memiliki efek untuk mengerutkan usus dan dapat membersihkan usus sehingga mempercepat penyembuhan diare.
Orang yang mengalami konstipasi alias sembelit juga disarankan mengkonsumsi kurma karena kurma memiliki efek laksatif atau pencahar. Kandungan serat kurma akan menstimulasi gerakan usus yang macet sehingga urusan ke ‘belakang’ menjadi lancar.
3. Anemia & demam berdarah
Konsumsi kurma sangat disarankan bagi penderita anemia dan demam berdarah. Anemia merupakan kondisi dimana jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dan sel darah merah berada di bawah normal.
Makan kurma bisa membantu meningkatkan kadar hemoglobin karena kurma mengandung mineral besi dan vitamin B kompleks yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dan sel darah merah. Sedangkan pada penderita demam berdarah yang mengalami penurunan jumlah trombosit (keping darah), konsumsi kurma bisa membantu mengembalikan kadar trombosit ke batas normal. Untuk meningkatkan hemoglobin dan trombosit, kurma sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk jus.
4. Memudahkan persalinan
Dalam Al Quran disebutkan bahwa, Maryam binti Imran memakan ruthab (kurma basah) saat akan melahirkan, sehingga Maryam mudah melahirkan anaknya (Nabi Isa AS). Kisah ini bukan sekadar mitos. Dr Muhammad An-Nasimi dalam bukunya, Ath-Thibb An-Nabawy wal Ilmil Hadits (Pengobatan Ala Nabi dan Ilmu Modern) mengatakan bahwa wanita hamil yang akan melahirkan membutuhkan makanan dan minuman yang tinggi gula.
Ini karena tingginya tingkat kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi membutuhkan energi, apalagi bila proses ini membutuhkan waktu lama. Kandungan gula kurma akan menyediakan energi siap pakai untuk menjalani proses kelahiran.
Kurma juga mengandung potuchsin, yaitu sejenis hormon yang menyerupai hormon oksitosin yang berperan membantu persalinan dengan cara menguatkan dan mengatur kontraksi otot rahim sehingga membantu pembesaran rahim pada saat proses melahirkan. Potuchsin juga mampu menciutkan pembuluh darah dalam rahim sehingga dapat mengurangi pendarahan setelah melahirkan dan meningkatkan produksi ASI. (SA)