Kurma memang buah yang istimewa. Nakhla, nama Arab kurma, disebut hingga 20 kali dalam Al Quran sebagai salah satu tanaman bermanfaat. Benarkah kurma berkhasiat bagi kesehatan, ataukah hanya mitos?
Sehatalami.co ~ Puasa memang identik dengan kurma. Setiap kali bulan Ramadhan tiba, kurma selalu menjadi santapan favorit untuk berbuka puasa. Ini bukan sekadar tren atau tradisi, karena Nabi Muhammad SAW pun selalu berbuka puasa dengan tiga buah kurma dan segelas air putih. Nama ‘nakhla’ sendiri memiliki arti ‘pohon kehidupan’, karena semua bagian tanamannya bermanfaat. Bahkan sejak zaman Nabi Muhammad, kurma sudah dimanfaatkan sebagai obat.
Pohon kehidupan dari padang pasir
Tanaman kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tanaman palem yang umumnya tumbuh di sekitar oasis – mata air yang ada di tengah hamparan padang pasir. Awalnya para ahli arkeologi meyakini nenek moyang kurma berasal dari Teluk Persia. Namun Alphonse de Condolle, ahli botani dari Swiss, berpendapat bahwa asal-usul kurma bukan dari Teluk Persia, karena pada zaman prasejarah kurma sudah tumbuh di Senegal, Afrika Utara.
Barulah pada tahun 4000 SM kurma mulai dibudidayakan di kawasan Mesopotamia yang sekarang wilayah Arab bagian Timur. Atas jasa para musafir padang pasir, kurma sampai ke Eropa Selatan. Bangsa Spanyol kemudian membawanya ke Amerika, khususnya di California, dan Arizona.
Buah yang menjadi makanan khas penduduk Timur Tengah ini di luar negeri dikenal dengan nama dates, dari bahasa Yunani yakni ‘daktulos’ – yang artinya ‘jari’, karena bentuk buah kurma yang lonjong menyerupai jari.
Di Timur Tengah, berdasarkan tingkat kematangannya, kurma dikenal dengan banyak nama, yaitu kimri (belum matang), khalal (mencapai ukuran maksimal, renyah), ruthab (matang, lembut), dan tamr (matang, kering oleh sinar matahari). Kurma yang sering kita konsumsi di bulan Ramadhan adalah tamr alias kurma kering.
Berlimpah energi siap pakai
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa saat berbuka puasa disarankan mengawalinya dengan makanan yang manis. Nah, kurma merupakan salah satu buah paling manis karena kandungan gulanya yang tinggi. Kurma mengandung glukosa dan fruktosa yang merupakan sumber energi siap pakai, sehingga dalam beberapa menit setelah makan kurma tubuh akan segera memperoleh kembali energi yang hilang setelah seharian berpuasa.
Kandungan Gizi per 100 g | |
Energi | 280 kkal |
Karbohidrat | 75 g |
Protein | 2.5 g |
Lemak | 0.4 g |
Serat | 8 g |
Vitamin C | 0.4 mg |
Kalium | 666 mg |
Menurut Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, ahli gizi dan guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, kandungan gula kurma mencapai 50 – 70 persen dari seluruh kandungan buahnya. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan buah lainnya yang kandungan gulanya hanya 20-30 persen saja.Pada kurma segar yang matang di pohon dan belum dijemur, kandungan gulanya sekitar 60 persen. Sedangkan kurma kering kandungan gulanya meningkat hingga 70 persen.
Meskipun tinggi gula, kandungan gula dalam kurma dicerna secara perlahan dan bertahap, sehingga kadar gula darah tidak melonjak drastis setelah menikmati kurma. Menurut Dr David Conning, Direktur British Nutrition Foundation, Inggris, segelas air yang mengandung glukosa, akan diserap tubuh dalam 20-30 menit. Sedangkan gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam waktu 45-60 menit. Orang yang makan kurma saat sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, karena kurma juga kaya akan serat.
Jangan konsumsi berlebihan saat berbuka
Tapi perlu diingat, sebaiknya jangan berlebihan makan kurma saat berbuka, terutama bagi penderita diabetes. Kandungan gulanya yang tinggi akan semakin meningkatkan kadar gula darah diabetisi yang sudah tinggi. Selain itu, menurut Ali Khomsan, makan kurma terlalu banyak saat berbuka akan membuat kenyang sehingga mengganggu ibadah shalat maghrib dan tarawih. ”Dalam agama disarankan untuk mengkonsumsi lima hingga tujuh buah kurma dan saya kira itu cukup,” tuturnya.
Buah padang pasir ini juga mengandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A, vitamin B kompleks (thiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6), dan vitamin C.Kurma segar kaya vitamin C, sayangnya vitamin C ini biasanya hilang selama proses pengeringan menjadi kurma kering. Kurma juga mengandung banyak mineral seperti kalium, besi, magnesium, dan kalsium.
Kurma juga mengandung antioksidan dalam bentuk polifenol. Menurut penelitian di University of Scranton, Pennsylvania, kurma kering memiliki konsentrasi polifenol tertinggi di antara buah kering lainnya. Sebuah penelitian melaporkan bahwa prevalensi pengidap kanker dan sakit jantung di antara penduduk suku Bedouin di Saudi Arabia ternyata paling rendah dibandingkan penduduk Arab lainnya. Usut punya usut, ternyata penduduk suku Bedouin merupakan pemakan kurma terbanyak dan frekuensinya paling sering di antara penduduk kawasan Arab lainnya. (SA)