Pinostrobin juga mampu merusak sel kanker dengan mendorong sel kanker melakukan proses bunuh diri (apoptosis). Meskipun masih perlu dikembangkan lebih lanjut, penemuan ini membuktikan bahwa pinostrobin dalam temu kunci sungguh-sungguh berpotensi sebagai antikanker, dan dapat digunakan untuk mencegah maupun mengobati kanker.
Sebagai antiseptik untuk gigi
Salah satu penelitian terbaru mengenai manfaat temu kunci, juga berhasil dilakukan oleh Dr Yanti, PhD, staf pengajar Fakultas Teknobiologi dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, bersama Song-Hui Gwon dan Jae-Kwan Hwang dari Department of Biotechnology, Yonsei University, Korea.
Dalam penelitiannya itu, mereka menguji efektivitas temu kunci dalam mengatasi penyakit gigi dan mulut, gangguan yang disebabkan infeksi bakteri di area gusi.
Melalui serangkaian uji laboratorium, dibuktikan bahwa ekstrak temu kunci pada dosis 5 sampai 25 mikrogram per milimeter dapat menghambat produksi enzim matriks metaloproteinase (MMP) secara signifikan. “Enzim yang diproduksi oleh bakteri-bakteri inilah yang memicu terjadinya peradangan di area gusi,” jelas Yanti.
Lebih lanjut, Yanti menguji efektivitas panduratin A sebagai antiplak, yang berasal dari koloni bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, dan Actinomyces viscosus. Dalam pengujian selama 15 menit, ternyata panduratin A mampu membunuh lebih dari 50 persen koloni plak gigi.
Secara umum, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa panduratin A dari ekstrak temu kunci berguna untuk mengobati penyakit gigi dan mulut, terutama yang berhubungan dengan karies, plak, serta peradangan di sekitar gusi (gingivitis).
Penemuan mengenai temu kunci sebagai antiseptik gigi, yang di antaranya dimuat dalam Journal of Ethnopharmacology Juni 2009 ini dianggap memberi harapan baru dalam dunia kesehatan alami. Sebab, itu berarti efektivitas temu kunci sebagai obat alami untuk sakit gigi bisa disejajarkan dengan obat-pobatan perawatan gigi dan mulut (oral health care) berbahan kimia yang beredar di pasaran.
“Namun berbeda dengan obat berbahan kimia, yang jika digunakan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping seperti ketidakseimbangan mikroorganisme di dalam mulut, mual, atau perubahan warna gigi, sejauh ini antiseptik alami dari temu kunci tidak menimbulkan efek samping,” Yanti menambahkan. (bersambung).