Masyarakat Indonesia ternyata masih sangat kurang dalam mengonsumsi buah. Padahal, buah-buahan bisa menjaga tubuh dari bermacam penyakit.
Sehatalami.co ~ Apa penyebab kematian di dunia? Di antaranya: penyakit jantung, diabetes dan kanker. Yang mengejutkan, ada 2,7 juta kematian/tahun yang penyebabnya bukan penyakit, melainkan hal yang “sepele“: kurang mengonsumsi serat (buah dan sayur).
Hal yang “sepele“ ini ternyata masuk 10 besar penyebab kematian di dunia. Penyumbang kematian adalah penyakit jantung iskemik (31%), stroke (11%), aneka kanker (5-12%) dan kanker saluran cerna (20-30%).
Tubuh manusia, menurut pakar nutrisi, umumnya kurang mendapat antioksidan (terkandung dalam fitokimia, yakni pigmen buah dan sayur), yang berperan untuk menetralisir radikal bebas.
Radikal bebas dalam jumlah tertentu perlu untuk membunuh kuman dan sel tumor. Namun jika terlalu banyak, akan merusak sel tubuh. “Kolesterol melekat di pembuluh darah karena pembuluh darah telah rusak oleh radikal bebas,” ujar Ahli Gizi dr. Samuel Oetoro, Sp.GK.
Penyakit akibat penuaan (degeneratif) seperti jantung dan pembuluh darah, dipicu oleh banyaknya radikal bebas baik yang berasal dari luar (polusi, dll) mau pun dari dalam tubuh (sisa metabolisme).
Indonesia sangat kaya buah-buahan. Ironisnya, 6 dari 10 orang Indonesia kurang makan buah – hanya 40,06 kg/kapita/tahun. Angka ini di bawah Filipina (67 kg) dan Thailand (92 kg. Rekomendasi organisasi pangan dunia FAO, 65,75 kg.
Berapa harus konsumsi buah per hari
“Konsumsi 10 porsi buah setiap hari. Kombinasikan 10 macam, 10 warna, karena tidak ada 1 buah pun yang mengandung vitamin lengkap,” ujar dr. Samuel. Perlu 10 porsi/hari untuk mendapatkan manfaat antioksidan agar tingkat kesehatan lebih baik, bukan sekedar memenuhi standar AKG (angka kecukupan gizi).
AKG untuk vitamin C 60 mg/hari. Untuk khasiat antioksidan, perlu 250 mg. Jika kondisi sekitar penuh racun (polusi, rokok, alkohol, dll) perlu lebih banyak lagi: +500 mg. Mengatasinya, cukup dengan mengonsumsi aneka buah-buahan. Pada tahap awal, penuhi 3 porsi/hari. “Terus tambahkan pelan-pelan,” ujar dr. Samuel.
Buah bisa dikonsumsi dalam bentuk utuh, blend atau jus. Sebelum makan (bagi yang diet) dan saat sarapan, baik mengonsumsi buah utuh dan blend. Seratnya akan mengenyangkan dan membuat gula terserap perlahan, sehingga kita tidak mudah lapar.
Sebaliknya saat tubuh lelah, minumlah jus (sari buah). Karena tanpa serat, fruktosa (gula buah) cepat diserap dan meningkatkan gula darah, tanpa memicu insulin berlebihan.
Untuk menjaga kesehatan, konsumsi cukup buah setiap hari. Lanjutkan dengan pola makan seimbang dan olahraga. Buah lokal tidak kalah dari buah impor. Justru lebih baik, karena tidak melalui proses penyimpanan yang panjang. (SA)