Jahe selain sebagai bumbu masak dan diseduh sebagai minuman penghangat tubuh, juga banyak digunakan sebagai ramuan herba untuk mengatasi mual, disentri, mulas, perut kembung, diare, kehilangan nafsu makan, infeksi, batuk, dan bronkitis. Studi eksperimental menunjukkan bahwa jahe dan komponen aktifnya, termasuk 6-gingerol dan 6-shogaol mengerahkan aktivitas antikanker terhadap kanker gastrointestinal (GI).
Dikenal sebagai obat di India dan Cina sejak ribuan tahun lalu
Pemanfaatan jahe sebagai rempah-rempah serta obat-obatan ini telah dikenal sejak ribuan tahun lalu di India dan Cina. Tidak hanya itu, jahe juga dimanfaatkan dan sudah dikenal lama sebagai rempah dan obat di Eropa dari abad ke-9 dan di Inggris dari abad ke-10 untuk obat.
Penduduk asli Amerika telah menggunakan rimpang temulawak liar untuk mengatur menstruasi dan detak jantung. Jahe dianggap bertindak langsung pada sistem pencernaan untuk mengurangi mual. Oleh karena itu, jahe juga digunakan untuk mencegah mual akibat kemoterapi, mabuk perjalanan dan kehamilan.
Jahe juga digunakan untuk mengobati berbagai jenis masalah GI lainnya seperti kolik, sakit perut, gas, kembung, mulas, perut kembung, diare, kehilangan nafsu makan dan pencernaan yg terganggu (rasa tidak nyaman setelah makan). Dalam sistem pengobatan India Ayurvedic, jahe dianjurkan untuk meningkatkan pencernaan makanan.