Untuk membantu Anda memilih diet terbaik, berikut ikhtisar diet terpopuler, pro dan kontra, serta penelitian menarik yang mendukung (atau tidak mendukung) penggunaannya.
Sehatalami.co ~ Setelah liburan panjang usai, Anda mungkin ingin kembali fokus ke pola diet yang ringan dan kebiasaan makan yang lebih sehat. Anda bisa memilih jenis diet atau pilhan diet sehat sesuai saran ahli. Termasuk bagaimana cara memulai, dan kapan harus kembali menerapkan pola makan yang sehat.
Untuk membantu Anda memilih diet terbaik, berikut ikhtisar diet terpopuler, pro dan kontra, serta penelitian menarik yang mendukung (atau tidak mendukung) penggunaannya.
Hal paling penting adalah sebelum Anda memilih atau memulai diet yang baru atau mengonsumsi suplemen baru, tanyakan kepada praktisi gizi atau perawatan kesehatan Anda untuk memastikan bahwa pilihan diat Anda sudah tepat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya atau sedang hamil atau menyusui.
1. Diet ketogenik (keto)
Diet keto begitu populer di Amerika Utara, tetapi apakah jenis diet ini benar-benar aman atau cocok untuk Anda? Sebagai informasi, diet keto adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak, mirip dengan diet Atkins. Tujuan diet ini adalah untuk mendapatkan kalori paling banyak dari makanan berbasis lemak dan protein daripada karbohidrat seperti gula, minuman berkarbonasi manis, kue kering, dan roti.
Diet keto Ini didasarkan pada premis bahwa makan kurang dari 20 hingga 50 gr karbohidrat per hari memulai proses yang disebut “ketosis” setelah tiga atau empat hari, yang mengakibatkan pemecahan lemak dan protein dalam tubuh untuk diubah menjadi energi. Sementara fokus utamanya adalah penurunan berat badan, para pendukung percaya bahwa pengurangan produksi insulin mungkin memiliki manfaat pencegahan kanker dan kesehatan jantung.
Penelitian tentang keto
Namun, penelitian tentang peran keto dalam kanker masih kontroversial, dan lebih banyak penelitian perlu dilakukan. Yang juga membutuhkan penelitian lebih lanjut adalah hubungan potensial antara diet keto dan risiko penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD), istilah umum untuk berbagai kondisi hati yang tidak terkait dengan konsumsi alkohol.
Namun, diet ketogenik mungkin sangat baik jika dihubungkan dengan epilepsi. Sebuah studi yang diterbitkan menemukan bahwa diet ketogenik sangat bermanfaat dalam pengobatan epilepsi ketika trigliserida rantai menengah (MCT) menjadi pilihan utama untuk sediaan bahan lemak dalam makanan. MCT ditemukan dalam kelapa dan makanan termasuk minyak kelapa dan krim serta susu yang berasal dari kelapa.
Beberapa efek samping diet keto mungkin termasuk sembelit, gula darah agak rendah, atau gangguan pencernaan. Ini mungkin terkait dengan batu ginjal atau keasaman berlebihan dalam tubuh (asidosis); atau sakit kepala, lemah, dan mudah tersinggung, yang terakhir ini disebut sebagai “flu keto”.
Pertimbangkan untuk melengkapi dengan:
- magnesium
- kalium
- serat
- enzim pencernaan
Contoh daftar belanjaan
- alpukat
- daging babi asap
- mentega
- dada ayam
- telur
- daging giling
- jamur
- paprika
- sosis
Elemen diet keto
- Diet keto biasanya mengandung
- Lemak: 70 hingga 80%
- Protein: 10 hingga 20%
- Karbohidrat: 5 sampai 10% ( bersambung).