4. Patuhi jadwal makan dan minum air putih
Sarapan, makan siang, dan makan malam, bahkan camilan ringan di antara waktu-waktu tersebut bermanfaat menstabilkan fungsi metabolisme dan hormon. Jangan lupa, minum air putih sedikitnya delapan gelas sehari. Air berperan membantu penyerapan zat gizi, membawa oksigen, serta memberi kekuatan dan energi listrik untuk fungsi organ di seluruh tubuh.
5. Bergeraklah!
Imbangi dengan cukup aktivitas dan olahraga. Banyak penelitian membuktikan, olahraga membuat gula darah menjadi lebih stabil, dan merangsang keluarnya hormon eicosanoids yang bekerja memperbaiki peradangan dalam tubuh. Hormon ini sekaligus merangsang hormon pertumbuhan yang juga berperan membakar lemak.
Meskipun begitu, hal yang tak kalah penting adalah jangan jadikan makan sehat sebagai obsesi atau sebaliknya, justru merasa terpaksa. Dr Tan Shot Yen mengingatkan, pola makan yang seimbang tidak sekadar memperhatikan makanan, melainkan juga segala sesuatu yang kita ”makan” berupa emosi, perasaan, dan pikiran.
Pernah mendengar kekuatan pikiran, bukan? Hal ini juga berlaku dalam cara kita memperlakukan makanan. Jadi, daripada berniat makan sehat karena takut sakit, lebih baik tanamkan pikiran bahwa kita makan untuk menyayangi tubuh.
Makanlah dengan sadar, bahwa jika kita tidak makan ”ini” atau ”itu”, hal tersebut bukan karena terpaksa melakukannya. Melainkan, karena kita memilihnya. Karena kita sendiri yang bertanggungjawab dengan segala konsekuensinya.(SA)