Masalahnya, mau sampai kapan kita memperlakukan tubuh dengan cara tarik ulur seperti ini? Menjadi pemakan segala ketika sehat, lalu membatasi segala ketika sakit. Sehat lagi, sakit lagi, demikian seterusnya, hingga ketika akhirnya sakit parah kita mulai menyesali diri.
”Perlu diingat, segala sesuatu tidak terjadi secara kebetulan, begitu juga dengan gejala penyakit. Bisa jadi, itu sinyal pada pola makan kita yang harus segera dikoreksi,” ungkap Dr Tan Shot Yen.
Harus bagaimana?
Memberi tubuh makanan yang ia perlukan, membuat proses biologis di dalam tubuh bekerja dengan semestinya. Efeknya, tubuh kita menjadi sehat. Kalaupun sedang sakit, diet yang semacam ini memberdayakan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri, bukan tergantung pada obat. Metabolisme yang seimbang pun memungkinkan tubuh untuk ”menemukan sendiri” beratnya yang paling ideal, sehingga kita tak perlu dipusingkan dengan macam-macam aliran diet.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pola makan seimbang. Yaitu:
1.Asupan gizinya memadai.
Terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Pilih karbohidrat yang bersifat kompleks sekaligus mengandung antioksidan tinggi, biasanya terdapat dalam sayuran seperti bayam, brokoli, kembang kol, kacang panjang, tomat, mentimun, dan sawi. Bila belum terbiasa, mulailah dengan mengubah nasi putih menjadi nasi merah, kemudian mengganti asupan karbohidrat dalam bentuk sayuran.
Padukan dengan lemak baik seperti alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan sumber protein dari daging putih seperti ayam, ikan, kedelai, dan sebagainya. Bila ingin camilan, konsumsi buah segar.
2. Pilih yang kualitas gizinya baik.
Perhatikan cara pengolahan makanan. Utamakan makanan segar, bukan makanan olahan atau dalam kemasan. Masak sayur sementah mungkin agar selain gizinya utuh, juga masih kaya enzim.
Daripada mengolah makanan dengan cara digoreng, lebih baik kukus, panggang, tumis, atau rebus dengan sedikit air. Jika kangen gorengan, panggang bahan makanan. Setelah matang, olesi dengan minyak zaitun.
3. Perhatikan keseimbangan asam basa tubuh
Agar proses biokimia di dalam tubuh berjalan dengan baik, tubuh perlu berada dalam kondisi basa sedikit asam (pH 7,2). Caranya, makanan yang bersifat asam (karbohidrat tepung – seperti terigu, beras, gandum, jagung, ubi, talas – dan protein hewani -antara lain daging, ikan, ayam, makanan laut) sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang bersifat basa, yaitu sayuran. Sementara buah dimakan tersendiri, tidak bersamaan atau setelah makan.