Serat yang tinggi dalam timun suri dapat mencegah konstipasi, kanker kolon dan kanker usus. Serat timun mengikat zat-zat karsinogen yang menyebabkan kanker.
Sehatalami.co ~ Inilah satu lagi penyegar untuk berbuka puasa selain blewah. Sebagai anggota famili yang sama dengan blewah (Cucurbitaceae) yang konon dibudidayakan di pesisir Barat propinsi Banten, timun suri (Cucumis sativus) juga salah satu pilihan favorit untuk es buah atau koktil di bulan Ramadan.
Buah yang satu ini sungguh unik, karena hanya ditemukan di bulan Ramadan, padahal timun suri bukan buah musiman. Jadi, agaknya para petani timun suri hanya menanamnya menjelang bulan Ramadan.
Seperti juga pasangannya – blewah – timun suri juga memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga bisa menjadi pengganti cairan bagi mereka yang berpuasa.
Karena rasanya yang manis dan aromanya yang segar, timun suri bisa disantap sebagai buah meja atau dibuat minuman koktil buah. Serat yang tinggi dalam timun suri dapat mencegah konstipasi, kanker kolon dan kanker usus. Serat timun mengikat zat-zat karsinogen yang menyebabkan kanker.
Timun suri juga kaya akan provitamin A sehingga berfungsi menjaga kesehatan mata. Sebagai antioksidan yang kuat, vitamin A mencegah kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan penuaan dini.
Selain itu timun suri juga berkadar tinggi vitamin C yang juga merupakan antioksidan kuat, karena itu dapat melawan infeksi. Sebagai antivirus, vitamin C dapat menghindarkan tubuh dari serangan flu.
Tidak hanya vitamin, timun suri juga mengandung berbagai mineral seperti kalium, fosfor, dan zat besi yang selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, juga menjaga kesehatan ginjal, limpa, dan menurunkan tekanan darah.
Nah, jangan ragu mengkonsumsi timun suri. Tak perlu menunggu bulan Ramadan. Tapi, harap diingat, seperti blewah, timun suri juga tidak tahan disimpan setelah dipotong, harus habis dimakan setelah dipotong. (SA)