Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan, cara kerja pil molnupiravir ini sama seperti obat antivirus favipiravir. “Obat ini cara kerjanya menghambat reproduksi virus. Sebenarnya kalau secara spesifik sangat mirip dengan (obat) favipiravir, karena (obat) bekerjanya di satu enzim yang namanya RNA-dependent RNA polymerase,” jelas Zullies.
B MHRA juga telah menyatakan pil molnupiravir buatan Merck aman dan efektif. Menurut MHRA, pil molnupiravir terbukti dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19. Berdasarkan hasil uji klinis, pil Molnupiravir Merck ini paling efektif saat diminum pada tahap awal infeksi Covid-19. MHRA juga menyarankan agar pil Covid molnupiravir Merck ini digunakan dalam waktu lima hari sejak timbul gejala Covid-19.
3. Pil paxlovid
Obat Covid-19 buatan perusahaan farmasi Pfizer yang dikenal sebagai PF-07321332 atau Paxlovid, diklaim memliki kemanjuran atau efikasi yang luar biasa dalam uji klinis Pada awal November lalu, Pfizer mengumumkan hasil topline dari uji klinis pil Covid tersebut.
Hasilnya menunjukkan pil paxlovid, mengurangi 89 persen risiko rawat inap atau kematian karena Covid-19 di antara orang-orang yang diberikan obat tersebut dalam tiga hari pertama setelah gejala Covid-19.
Pil Covid Pfizer nantinya akan digunakan dalam kombinasi dengan obat antivirus, ritonavir, yakni obat HIV yang sudah tersedia secara umum. Pfizer juga telah menyetujui obat Covid-19 yang dikembangkannya itu untuk diproduksi dalam versi generik.
Pil Covid Pfizer versi obat generik nantinya akan dipasok untuk 95 negara berpenghasilan rendah hingga menengah, salah satunya di Indonesia. Namun demikian, Pfizer saat ini masih dalam proses mengajukan izin penggunaan paxlovid kepada otoritas Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Sumber: kompas.com