Ancaman 1 : Hilangnya kesempatan untuk belajar tentang kehidupan
Kate Borick dalam tulisannya, Endangered Art, mengatakan bahwa berbincang-bincang dengan orang lain sebenarnya adalah sarana untuk belajar tentang dunia. “Berbicara dengan orang lain akan memperkaya sudut pandang kita, sekaligus membantu kita untuk mengingat kembali pengalaman-pengalaman di masa lampau yang berguna untuk kehidupan kita selanjutnya,” katanya.
Sementara menurut Daniel Menaker, “Percakapan berperan penting dalam mengembangkan kebijaksanaan tentang diri sendiri dan orang lain. “Percakapan memungkinkan kita untuk memikirkan sebuah ide atau pendapat secara spontan, dan lewat proses itu kita bisa tahu apa yang kita pikirkan, dan pada saat yang sama memahami pemikiran orang lain.”
Solusi: Clifford Nass, sosiolog dari Universitas Stanford, penulis The Man Who Lied to His Laptop: What Machines Teach Us About Human Relationship mengatakan bahwa interaksi sosial yang dilakukan antarmanusia dengan saling bertatap muka memang sulit dilakukan, tapi ada waktunya ketika kita harus memaksakan diri untuk melakukannya. “Kita juga harus belajar cara berbicara dengan orang lain, atau kita tidak akan belajar apa pun,” kata Nass.
“Kita juga harus belajar cara berbicara dengan orang lain, atau kita tidak akan belajar apa pun,” kata Nass.
Ancaman 2 : Hilangnya keintiman, banyak orang merasa diabaikan
Lebih lanjut Kate Borick dalam tulisannya, Endangered Art, mengatakan, “Saat kita sedang jatuh cinta, atau berusaha menjalin persahabatan dengan seseorang yang baru kita kenal, percakapan yang kedengaran tidak penting pun sebenarnya sangat berguna dalam membangun kedekatan hubungan.
Daniel Menaker, menambahkan tindakan seseorang yang memilih untuk terus menatap gadget miliknya ketimbang mata orang yang sedang berbicara dengannya bisa memunculkan interpretasi yang rawan konflik. “Ia seolah menyampaikan pesan : orang yang bersama saya tidak cukup penting untuk mendapatkan perhatian penuh dari saya,” katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sherry Turkle, profesor di bidang social studies of science and technology di Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa makin banyak anak remaja yang merasa tidak mendapat perhatian dari orang lain.
Solusi: Lebih banyak berinterasi secara langsung. Memberikan perhatian kepada orang lain, sama halnya dengan memberikan perhatian kepada diri sendiri. “Selain teknologi, manusia membutuhkan orang yang selalu ada untuk mereka,” kata Turkle. (Bersambung)