Akibat infeksi virus dengue
Penyakit DBD adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi virus dengue. Manifestasi klinis dapat berupa “demam dengue (DD)” atau “demam berdarah dengue (DBD)”.
DD tidak membahayakan atau tidak mengancam jiwa seperti DBD. DD sering diistilahkan sebagai gejala demam berdarah. Tapi, “DD tidak akan berubah menjadi DBD,” jelas dr. Alan.
Awam sulit membedakan DD dan DBD. Pada DBD, terjadi reaksi keluarnya plasma (cairan) darah dari pembuluh dan masuk ke rongga perut dan rongga selaput paru.
Dalam praktik, dokter terpaksa memberikan transfusi darah. Gejala klinis DBD dan DD hampir sama, yaitu panas tinggi, pendarahan, trombosit menurun dan pemeriksaan serologi imunoglobulin G (IgG) atau imunoglobulin M (IgM) positif.
Pada DBD, trombosit yang menurun sangat drastis hingga kurang dari 90.000, pendarahan yang terjadi lebih berat dan dapat disertai sesak napas karena ada cairan di rongga paru.
Orangtua pada hari ketiga, sebelum terjadinya pola pelana, anak sudah diperiksakan ke dokter untuk penilaian kemungkinan DBD. Bila menunggu terjadinya pola pelana yang biasanya terjadi pada hari ke-5, maka sudah terlambat ditangani.
Perawatan di rumah yang dapat dilakukan adalah memberikan asupan cairan yang cukup dan bisa meringankan demam. Anak dapat dikompres dan di berikan obat penurun demam yang aman dan sesuai untuk meringankan demam yang dicurigai DBD, yakni parasetamol. Kenali zat aktif, baca aturan pakai, dan segera konsultasi ke dokter. (SA)