Memahami bahasa tubuh
Bagaimanapun, tetaplah penting bagi kita untuk memahami bahasa tubuh. Karena ketika kata-kata sudah tidak bisa dipercaya, lewat bahasa tubuhlah mungkin kita bisa menemukan kebenaran.
Berikut adalah beberapa panduan dari para ahli untuk membaca berbagai bahasa tubuh:
1. Mata
Mata adalah jendela jiwa, begitu kata seorang pujangga. Karenanya, berikan perhatian pada mata orang yang Anda ajak bicara – arah pandangan, ukuran pupil, gerakan mata – karena semua itu mengkomunikasikan sesuatu, yang mungkin perlu Anda tahu.
Ke atas: seseorang sedang mengakses sebuah citra/gambar dalam memorinya. Bisa jadi ia sedang mengingat gambar atau pemandangan yang pernah dilihatnya.
Ke bawah: mengakses perasaan dalam memorinya.
Ke arah telinga: mengakses suara dalam memorinya.
Ke kanan: seseorang sedang mengakses bagian yang mengatur logika di otaknya. Kita bisa mengasumsikan bahwa logika adalah sebuah kebenaran, sesuatu yang pernah terjadi dan diingatnya. Dengan demikian, jika seseorang berbicara dengan mata yang menuju ke arah kanan, kemungkinan besar ia mengungkapkan kejujuran. ( ke kanan atas jika mengingat sesuatu berupa gambar yang pernah dilihat, ke telinga kanan jika itu adalah sesuatu yang pernah didengarnya, dan ke arah kanan bawah jika ia mengingat perasaan).
Ke kiri: sedang mengakses sisi kreatif dari otaknya. Ketika orang yang sedang Anda ajak bicara mengarahkan matanya ke kiri, ada kemungkinan ia sedang membayangkan atau merancang suatu gambaran, perasaan, atau suara tertentu.
Pupil yang membesar: mengatakan sesuatu yang benar, atau menyukai apa yang mereka lihat.
Pupil yang mengecil: mungkin ia sedang berbohong atau tidak suka pada yang dilihat atau didengar.
Pupil berubah-ubah: kadang terjadi pada orang yang tidak merasa yakin akan sesuatu.
Berkedip: kedipan mata yang sangat sering, bisa berarti dua hal yang sangat berbeda: seseorang sedang sangat terganggu, atau sangat tertarik pada sesuatu.
Mata menyempit: sedang mengevaluasi sesuatu yang sedang dilihat atau didengarnya.
Melihat ke arah pintu: keinginan untuk menginggalkan ruangan. (bersambung).