“Sebelum membantu orang lain, kenali dulu siapa “aku” sebenarnya, apa yang terjadi di dalam diriku, dan kenapa aku seperti sekarang ini. Ketika kita sudah membebaskan diri dari beban masa lampau, maka kita lebih dapat membantu orang lain dengan memahami masalah dari sudut pandang orang lain,” tulis Luh dalam bukunya, Hidup Bahagia.
2. Tak perlu besar, seikhlasnya
Jangan pula berpikir bahwa ketika Anda ingin memberikan sesuatu, Anda harus menguras seluruh tabungan Anda, atau berhenti bekerja lalu bergabung dengan sebuah kelompok sukarelawan.
“Tak perlu terlalu berlebihan,” kata Stephen Post, PhD, penulis buku Why Good Things Happen to Good People. Usul Post, “Berikan sedikit setiap hari; secara ikhlas, Anda akan merasa lebih bahagia, lebih sehat, dan berumur panjang.”
Mengutip ucapan Mother Teresa, “Kita tidak bisa melakukan hal-hal besar; yang bisa kita berikan hanyalah hal kecil dengan cinta yang besar.”
3. Pikirkan di luar diri Anda
Menurut Terry Trespicio dalam artikelnya yang berjudul “What You Get from Giving” pandangan kita terhadap diri kita sendiri (apakah sebagai seorang guru, pegawai bank, orangtua, atau lainnya) justru bisa membatasi pandangan kita tentang apa yang bisa kita berikan kepada orang lain karena kita berpikir, “itu bukan bagian saya, itu tugasnya orang lain.”
Padahal, untuk memberi, kita tidak perlu terkungkung oleh fungsi tertentu dalam kehidupan ini. Karena itulah, Gary Morsch, MD, penulis buku The Power of Serving Others, mengatakan, “Melakukan sesuatu untuk orang lain bukanlah tentang siapa saya dan apa yang harus saya berikan, tapi lebih tentang menyediakan diri dengan ikhlas untuk mereka yang membutuhkan bantuan Anda.” (bersambung)