Mengapa? Menurut Randy, perfeksionis tidak mau dikritik. Mereka tidak ingin karya tulisnya dievaluasi dan ditunjukkan kesalahan-kesalahannya. Justru karena banyak pertimbangan disebabkan takut membuat kesalahan, paper mereka malah jelek. Jeleknya lagi, menurut Miriam, para perfeksionis ini tidak mau mengembangkan keterampilannya, sehingga kreativitas mereka terhambat, tidak berkembang.
Bagaimana sebaiknya?
Agaknya tak seorang pun mengetahui lebih baik tentang perfeksionisme daripada Randy O. Frost, Selama lebih dari dua dekade, Randy melakukan penelitian untuk mendefinisi dimensi perfeksionisme. Inilah antara lain definisi perfeksionisme yang dia kumpulkan dari para kliennya selama melakukan penelitian-penelitiannya.
- Jika seseorang melakukan tugas lebih baik dari pada saya, maka saya akan merasa gagal total.
- Orang lain bisa menerima penilaian bagi dirinya sendiri dengan standar lebih rendah daripada saya.
- Orangtua saya menghendaki saya menjadi yang terbaik.
- Sebagai seorang anak, saya dihukum jika mengerjakan sesuatu tidak sempurna.
- Saya cenderung menyelesaikan pekerjaan paling lambat karena saya mengeceknya berulang kali.
- Kerapihan pekerjaan merupakan hal yang paling penting bagi saya.
Semua pernyataannya itu mencerminkan perfeksionisme. Masalah terbesar menurut Randy adalah bahwa sukses tidak tergantung pada bagaimana mencapai sukses dengan cara mencari-cari kesalahan lalu menanganinya, tetapi bagaimana kreativitas dan semangat Anda dalam menangani masalah.
Di masa depan, Anda sebaiknya tidak membuat anak Anda menjadi perfeksionis untuk mencapai kekuasaan (power) tetapi buatlah mereka bersemangat dalam hal-hal yang diminatinya. Dengan demikian mereka tidak menderita stres sepanjang hidupnya, tidak selalu ragu-ragu atau takut berbuat kesalahan, tetapi bisa menikmati hidup, dan selalu bersemangat menjalankan tugas-tugasnya. Demikian nasehat para ahli. (SA)