Si Pengeluh memang kelihatannya lemah, tapi seperti tipe ‘hubungan beracun lainnya’, ia pun berkuasa dan ahli dalam memanipulasi perasaan orang. Hati-hati…
Sehatalami.co ~ “Semua harus bertanggungjawab terhadap kebahagiaan saya.” Ini adalah salah bentuk pesan si Pengeluh. Walaupun tidak diucapkan secara langsung, pemikir negatif ini kerap menyalahkan orang lain secara tidak proporsional, tapi menolak tanggungjawab untuk mengubah diri. Mereka juga mudah menyamaratakan semua kejadian sebagai sesuatu yang negatif.
Bergaul dengan si Pengeluh memang melelahkan. Masalah kecil pun bisa menjadi masalah besar yang perlu dikeluhkan. Kita yang mendengarkannya serta merta seperti dituntut untuk selalu membuatnya bahagia.
Jika si Pengeluh ini mengalami musibah misalnya, maka beban sanak saudara (atau hanya pendengar ceritanya) menjadi semakin berat. Berikut ini sebuah contoh yang dialami Nuraida (bukan nama sebenarnya).
“Saya sudah berusaha menolong keuangan saudara saya yang terkena diabetes tapi dia tidak ada upaya untuk sembuh. Malah sekarang dia lebih sering menyantap makanan yang seharusnya dihindari, seperti kue-kue. Tapi kalau dijenguk dia mengeluh bahwa hidupnya sudah tidak punya arti lagi. Kasihan sih, tapi juga sebal melihat tingkah lakunya.”
Si Pengeluh memang kelihatannya lemah, tapi seperti tipe ‘hubungan beracun lainnya’, ia pun berkuasa dan ahli dalam memanipulasi perasaan orang. Dalam kasus Nuraida, rasa bersalahnya dimanfaatkan oleh saudara yang sakit.
Tanpa diminta secara langsung pun Nuraida merasa terbebani untuk memberi santunan bulanan. Kiat menghadapi hubungan ini:
- Abaikan keluhannya. Katakan bahwa masalahnya bisa diatasi asalkan ia ada kemauan dari dia.
- Katakan bahwa kebahagiaannya tidak tergantung pada siapa pun kecuali dia sendiri.
- Walau pun iba, coba abaikan si Pengeluh ini selama beberapa waktu. Tapi beri pujian jika ia sudah memperbaiki sendiri kondisinya, misalnya dengan mengatakan bahwa ia tampak sehat, lebih kuat, makmur dan sebagainya. (SA)