Menurut Dr Ari Fahrial Syam, MMB, SpPLD-KGEH, salah satu kriteria yang sering digunakan dalam mendiagnosis sembelit adalah kriteria Roma 2 yaitu adanya dua atau lebih gangguan berikut:
- Harus mengejan untuk bisa BAB
- Feses yang dikeluarkan keras
- Adanya perasaan tidak puas/lega setelah BAB
- Adanya hambatan pada dubur atau poros usus
- Pengeluaran feses dilakukan secara manual (misalnya dicongkel dengan jari)
- BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu
Jika pada seseorang memenuhi dua atau lebih kriteria tersebut, maka orang itu sudah bisa dikatakan sembelit. Dan kalau hal ini berlangsung terus selama sekurang-kurangnya 3 bulan, maka akan disebut sembelit kronis.
Sembelit bias menimbulkan komplikasi serius
Sembelit harus ditangani dengan tepat agar tidak timbul komplikasi. Ada beberapa komplikasi serius yang mungkin terjadi pada pasien sembelit yang sudah kronis yaitu:
- Keluarnya poros usus (prolaps rectum)
- Pendarahan hemoroid
- Luka pada dubur
- Feses padat dan keras hingga menyumbat usus besar dan berakibat terjadinya luka di poros usus, yang bisa menyebabkan pendarahan hingga kebocoran usus.
- Konstipasi kronis juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yang kambuh berulang kali karena penekanan ureter akibat skibala (penggumpalan dan pengerasan feses akibat tidak lancarnya proses pembuangan).
Itulah sebabnya keluhan sembelit tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang baik. Terlebih sembelit juga bisa menjadi tanda adanya penyakit lain yang jauh lebih serius. (bersambung).