Kehamilan adalah tanda keberhasilan jalinan rantai-rantai sistem mekanisme tubuh yang sangat kompleks dan rumit, yang melibatkan kedua pasangan. Tanpa itu mustahil akan terjadi konsepsi atau kehamilan.
Sehatalami.co ~ Pada wanita, telur harus matang pada salah satu indung telur, kemudian dilepaskan ke saluran tuba tempat terjadi pembuahan. Dari tuba bagian atas ini telur yang sudah dibuahi melanjutkan perjalanannya sampai ke rahim yang sudah dipersiapkan untuk menerima hasil pembuahan dan selanjutnya tertanam pada dinding rahim.
Pada pria, testis harus memproduksi sperma yang berkualitas dan dengan kuantitas yang cukup, kemudian berjalan melalui saluran yang disebut vas deferens menuju ke seminal vesicle yang terletak di bawah kandung kemih tempat sperma disimpan. Saat terjadi ejakulasi di dalam vagina, sperma masuk menembus mulut rahim untuk membuahi telur di saluran tuba tadi.
Segala sesuatu yang mengganggu proses ini akan mengakibatkan kegagalan kehamilan. Selain faktor-faktor tersebut penting juga diperhatikan beberapa faktor lainnya, di antaranya gangguan interaksi sperma dan sekret/cairan vagina berupa reaksi penolakan atau terbentuknya antibodi terhadap sperma sehingga pada saat sperma ada di liang vagina akan terbunuh.
Faktor lain yang perlu diperhatikan, misalnya gangguan saat pembuahan/ ovulasi, kelainan pada semen sperma, cedera tuba, hambatan atau perlengketan pada tuba, atau gangguan keseimbangan hormon.
Menurut Dr. Amarullah H. Siregar DIHom, DN Med, MSc, PhD, ahli pegobatan naturopati, gangguan keseimbangan hormon adalah kasus yang sangat banyak ditemukan pada wanita-wanita yang masih dalam usia produktif.
Seorang wanita sangat dipengaruhi kesimbangan hormon sejak di masa pubertas, melahirkan, sampai menopause. Gangguan keseimbangan hormon ini dapat menimbulkan keluhan bermacam-macam sampai kepada munculnya gangguan proses pembuahan.
Untuk mendapatkan fungsi tubuh yang benar-benar baik, seorang wanita perlu keseimbangan hormon yang baik antara estrogen dan progesteron. Pada kasus infertiloitas sering terjadi keseimbangan kedua hormon tersebut tidak tepat, yaitu kadar salah satu hormon jauh lebih tinggi sementara hormon yang satunya sangat sedikit, dibanding jumlah yang semestinya.
Beberapa penelitian dan tulisan menunjukkan bahwa hampir 50% wanita pada usia produktif terutama yang berusia 35 tahunan tidak setiap bulan mengalami pembuahan. Akibat tidak terbentuknya sel telur tersebut maka tidak terbentuklah apa yang disebut sebagai corpus luteum yang merupakan sumber utama yang menghasilkan progesteron.
Bila seorang wanita tidak mengalami ovulasi (akibat stres atau diet yang sangat buruk) maka sepanjang bulan tersebut ia tidak menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi sebagai penyeimbang estrogen. Akibatnya, ratio/perbandingan hormon yang ada dalam tubuh tidak seimbang dan muncullah gangguan dari masing-masing fungsi tubuh.
Secara Naturopati penanganan ketidakseimbangan hormon tersebut sangatlah individual dengan prinsip utama bukan memberikan substitusi atau tambahan kekurangan hormon tetapi dengan cara memberdayakan reseptor-reseptor hormon yang ada dalam tubuh agar dapat memproduksi hormon-hormon yang diperlukan sesuai kebutuhan.
Dengan cukupnya produksi hormon tersebut, maka secara tidak langsung akan mengoreksi ketidakseimbangan tanpa harus memberikan hormon-hormon apalagi yang bersifat sintetik. Penanganan yang semacam ini disebut sebagai Natural Bioidentical Hormone Replacement Therapy .
Secara umum penanganan yang dapat dilakukan oleh seorang ahli Naturopath adalah:
- Pengaturan asupan nutrisi, berupa pengurangan konsumsi makanan tinggi lemak, protein, gula, dan garam. Dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian, ikan air laut dalam, dan sayur-sayuran hijau tua.
- Pemberian nutraceutical tertentu seperti magnesium, kalsium, boron, bioflavonoid, gamma linoleik, asam amino glutamin, asam amino triptofan, asam pantotenat, vitamin B, dll.
- Untuk meningkatkan kemampuan kerja hormon juga diberikan bahan-bahan alami tumbuhan seperti black cohosh, chaste berry, red clover, damiana, dong quai, licorice, dll sesuai dengan kondisi hormonal yang terjadi. (SA)