Gejala sakit sering lebih memburuk pada malam hari. Mengapa demikian? Menurut para peneliti ada beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah ritme sirkadian tubuh manusia.
SehatAlami.co-Ritme sirkadian tubuh rupanya juga membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Ritme sirkadian atau jam biologis adalah kondisi tubuh mengikuti segala perubahan pada aktivitas fisik, mental, dan perilaku manusia dalam siklus 24 jam. Jam biologis seseorang bisa menentukan siklus tidur, produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
Ternyata aktivitas sistem kekebalan ini membantu membunuh atau membersihkan mikro-organisme yang membuat kita sakit. Ketika sistem kekebalan diaktifkan –seperti ketika Anda sakit flu biasa — sel-selnya yang melawan infeksi melepaskan berbagai bahan kimia, beberapa di antaranya menyebabkan peradangan pada jaringan yang terinfeksi. Akibatnya Anda cenderung mengalami gejala yang paling parah ketika sistem kekebalan tubuh Anda ada di kecepatan tertinggi, yang biasanya terjadi di malam hari saat tidur. ” Aktivitas sistem kekebalan tubuh dan peradangan juga bisa jadi parah hingga pagi hari,” kataMichael Smolensky, seorang peneliti ritme biologis dan asisten profesor teknik biomedis di University of Texas.
Lebih lanjut Smolensky mengatakan bahwa Anda mungkin merasa lebih buruk di pagi hari ketika bangun tidur. Sementara sore hari adalah saat-saat ketika sistem kekebalan tubuh Anda cenderung melunak. Tak heran kalau waktu tersebut Anda merasa sedikit lebih baik, namun kemudian ada gejala yang datang kembali di malam hari.
Beberapa faktor lain dapat berkontribusi pada kesengsaraan malam hari ketika Anda sakit adalah tidak adanya pengalihan yang dapat meningkatkan persepsi Anda tentang beberapa gejala. Dr. Rob Danoff, seorang dokter keluarga dengan Philadelphia’s Aria-Jefferson Health menyebutkan bahwa ketika Anda sakit kepala atau sakit tenggorokan ternayat terasa lebih buruk daripada ketika kita merasakaan sambil menonton TV. “Hari ketika kita bangun dan tidur, lendir cenderung mengalir ke bawah dan tidak menumpuk di belakang tenggorokan kita seperti ketika kita berbaring,” kata Danoff seperti dikutip laman antaranews. Tidur nyenyak mungkin merupakan cara terbaik untuk mengatasi penyakit Anda.