Salah persepsi; Penyakit kronis tidak bisa dihindari. Kenyataan: 80 persen penyakit prematur, penyakit stroke dan diabetes tipe 2 bisa dihindari, demikian pula 40% kasus kanker.
Sehatalami.co ~ Di tengah masyarakat kita masih sering ditemui adanya persepsi salah terkait dengan kesehatan. Sebagian bahkan sudah dianggap dan diyakini sebagai kebenaran, meski sejatinya justru menyimpan kesalahan yang fatal.
Tak pelak, ada banyak hal yang seharusnya bisa dicegah dan dijaga, namun karena kasalahan persepsi yang terjadi, banyak orang yang menyepelekan hal-hal dan gaya hidup yang justru dapat menjerumuskan orang, hingga mengantarkan pada derita dan kesakitan.
Berikut ini ada beberapa salah persepsi mengenai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, asma, dan diabetes, yang sering dihembuskan dan disebarkan secara luas, dan cenderung menyesatkan. Bagaimana kenyataannya?
1. Salah persepsi : Semua orang akan mati. Kenyataannya: Kematian memang tak bisa dihindari, tapi prosesnya tak perlu perlahan, menyakitkan, atau prematur.
2. Salah persepsi: “Kakek saya merokok dan overweight tapi ia hidup sampai 96 tahun.” Kenyataan: Orang-orang seperti ini merupakan pengecualian yang langka.
3. Salah persepsi; Penyakit kronis tidak bisa dihindari. Kenyataan: 80 persen penyakit prematur, penyakit stroke dan diabetes tipe 2 bisa dihindari, demikian pula 40% kasus kanker.
4. Salah persepsi; Penyakit kronis merupakan akibat gaya hidup yang tidak sehat. Kenyataan: Hanya orang miskin dan anak-anak yang punya pilihan terbatas.
5. Salah persepsi: Hanya lelaki yang menderita sakit kronis. Kenyataan: Laki-laki maupun perempuan punya risiko sama untuk terjangkit penyakit kronis.
6. Salah persepsi: Hanya para lansia paling mudah terkena penyakit kronis. Kenyataan: Hampir separo penderita penyakit kronis adalah orang-orang di bawah usia 70 tahun.
7. Salah persepsi: Penyakit kronis terutama menjangkiti orang kaya. Kenyataan: Konsentrasi penyakit kronis paling besar ada pada orang miskin.
8. Salah persepsi: Penyakit kronis paling banyak terdapat di negara-negara kaya. Kenyataan: 80 persen kematian karena penyakit kronis terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sumber: WHO, Preventing Chronic Diseases: A Vital Investment Report. (WHO, Mencegah Penyakit Kronis: Laporan Investasi Vital)