Benarkah nyeri yang sifatnya objektif harus ada dan perlu bagi tubuh kita? Lalu bagaimana dengan nyeri subjektif, apakah harusnya tidak ada? Lalu mengapa tubuh memberi sinyal dengan rasa nyeri?
Sehatalami.co ~ Jika kaki Anda terantuk, maka terasa sakit. Jika Anda mempunyai penyakit rematik, maka sendi-sendi Anda nyeri. Rasa sakit semacam itu memang perlu karena merupakan alarm bahwa ada bagian tubuh yang bermasalah, yang harus diobati.
Lalu bagaimana dengan rasa sakit yang disebabkan stres? Stres berat bisa menyebabkan sakit perut atau sakit kepala. Juga bisa muncul nyeri di bagian-bagian tubuh lainnya. Ini berbeda dengan nyeri atau rasa sakit yang telah disebutkan terlebih dulu.
Menurut dr Tb. Erwin Kusuma, SpKJ (K) dari Pro V clinic holistic health care, ada nyeri yang sifatnya obyektif dan ada yang subyektif. Nyeri yang sifatnya obyektif memang diperlukan karena sebagai alarm yang memperingatkan kita bahwa ada yang salah dalam tubuh, misalnya jika kita menderita rematik atau kanker.
Nyeri subyektif seharusnya tidak ada
Sedangkan nyeri yang sifatnya subyektif seharusnya tidak perlu ada. Dr Erwin memberikan contoh bahwa seharusnya wanita tidak perlu merasa sakit saat persalinan. Lho? “Rasa sakit saat persalinan itu merupakan mitos yang ditanamkan kepada para wanita secara turun temurun.
Sehingga setiap wanita yakin bahwa rasa sakit pasti akan dialaminya saat dirinya dalam proses melahirkan,” kata dr Erwin. Menurutnya, rasa sakit pada saat persalinan disebabkan peregangan otot-otot jalan lahir, sehingga sifatnya subyektif, karena itu seharusnya tidak perlu sakit.
Jadi bagaimana caranya agar wanita yang dalam proses melahirkan tidak perlu merasa sakit? “Gunakan hipnoterapi,” kata dr Erwin. “Di klinik ini saya mengajarkan hypnobirthing kepada para ibu yang akan melahirkan, sehingga di saat persalinan mereka tidak menderita sakit.”
Dokter Erwin juga mengajar hypnobirthing kepada bidan-bidan dari seluruh Indonesia, agar bisa membantu ibu yang melahirkan tanpa rasa sakit. “Ini merupakan program kami Pro V clinic,” tutur dokter yang juga konsultan di bidang hipnosis kedokteran.
Lalu bagaimana dengan rasa sakit yang berpindah-pindah yang dialami oleh para penderita stres? Ini juga sifatnya subyektif. Nyeri semacam ini jika dibawa ke dokter, tidak ditemukan penyebabnya. Kesimpulan, nyeri yang sifatnya subeyktif tidak perlu obat-obatan untuk meredakannya. Menurut dr Erwin, gunakan saja autohypnosis yang bisa dipelajari dengan mudah dari ahlinya. (SA)