Terkait dengan kebiasaan sederhana, namun berpenaruh terhadap seluruh proses detoksfikasi alami oleh organ-organ vital tubuh adalah jaminan ketersediaan cairan tubuh yang cukup.
Banyak di antara kita yang belum membiasakan diri mencukupi kebutuhan tubuh akan air. Kita tahu, air adalah nutrien yang sangat vital untuk semua proses yang terjadi dalam tubuh kita.
Dalam proses berpikir, air adalah elektrotrasmitor terhandal untuk kerja otak. Bahkan sekitar 20 persen kandungan air dalam tubuh kita diserap untuk menyuplai kebutuhan otak. ”Bayangkan apa yang akan terjadi jika suplai air dalam tubuh tidak mencukupi?” tandas Dr Tan Shot Yen, Praktisi Kesehatan Holistik Sekali pun kita tahu bahwa ginjal menyaring darah dan bersama air membuang zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan tubuh lagi dalam bentuk air seni, namun sebelum air seni diizinkan keluar dan ditampung dalam kandung kemih, ginjal melakukan ‘pengecekan’ sekali lagi.
Baca juga : Detox dengan Pengaturan Pola Makan
Bila ternyata kadar air yang beredar di seluruh tubuh menjadi berkurang banyak, maka otak mengeluarkan ADH (Anti Diuretik Hormon) yang memerintah ginjal agar menyerap kembali airnnya dan tidak membuang semua semua airnya. ”Inilah mengapa terjadi pemekatan air seni : sehingga meski selama puasa, misalnya kita tetap buang air kecil, tapi karena kadar airnya lebih sedikit (akibat penyerapan kembali oleh ginjal), maka air seni berwarna menjadi lebih gelap dan dengan volume yang juga berkurang,” jelas Dr Tan.
Ginjal akan kembali ‘riang’ berfungsi sempurna begitu tubuh mendapatkan konsumsi air yang cukup. Dalam prosesnya terjadilah ‘pengenceran’ kembali air seni, sehingga warnanya lebih jernih dan total volume air seni yang dikeluarkan dalam sehari bisa normal kembali (mencapai 1500-2000 cc per hari).
Tidak hanya itu, kekurangan air dalam keseluruhan tubuh juga membuat air dalam usus besar diserap kembali. Akibatnya, kotoran (feses) lebih solid, keras bahkan cenderung sulit dikeluarkan meski konsumsi sayur sudah berlimpah-ruah. “Dari sinilah sebenarnya anjuran ‘minum air lebih banyak’ berasal,” kata Dr Tan. (SA)