Katarak sebaiknya dicegah
Kegemukan ―yang ditunjukkan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 27,7 pada pria dan lebih dari 24,4 pada wanita― meningkatkan risiko 23% mendapatkan katarak lebih dini. IMT normal bagi pria adalah 20,1 – 25, sedangkan wanita 19,7 – 22,0. Nilai baku tersebut diperoleh dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).
Meskipun dapat dioperasi, katarak sebaiknya dicegah. Alasannya, menurut Dr. Barbara Klein, spesialis mata pada University of Madison, AS, karena operasi katarak biayanya mahal, tidak nyaman, dan bukannya tanpa risiko. Dengan menunda munculnya katarak hingga 10 tahun berarti risiko operasi katarak untuk memulihkan fungsi mata hanya tinggal separuhnya.
Kekeruhan lensa mata yang parah dapat berakibat kebutaan. Keparahan katarak berlangsung signifikan seiring dengan defisiensi asupan senyawa antioksidan. Penelitian tim dari Pacific University College of Optometry di Oregon, AS, memastikan 92% penderita katarak kekurangan salah satu jenis antioksidan.
Sementara 75% responden penderita katarak mengalami kekurangan dua jenis antioksidan atau lebih, khususnya vitamin E, seng, dan selenium. Hasil lain penelitian tersebut, seluruh responden berusia lebih dari 55 tahun mengalami defisiensi salah satu jenis antioksidan. Sementara ¾ di antaranya menderita defisiensi ketiga senyawa antioksidan (vitamin E, seng, selenium).
Data US National Eye Institute menyebutkan responden yang darahnya banyak mengandung karotenoid, termasuk betakaroten, hanya berisiko 1/3 menderita katarak dibanding yang kadar karotenoidnya paling rendah. Selain betakaroten, senyawa lain karotenoid yang disebut lutein diperkirakan juga berperan penting menjaga penglihatan tetap tajam, karena konsentrasi lutein dalam lensa mata sangat tinggi. (SA)