Dengan self awareness inilah barangkali seseorang segera dapat bersikap secara positif terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Dalam kasus yang diceritakan oleh Ippo Santoso, dalam bukunya, 10 Jurus Terlarang – Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa, ia menceritakan kelemahan dirinya saat masih SMA (yang tidak menyukai bahasa Inggris) dan saat masih kuliah ( takut tampil untuk presentasi). Namun, bukannya terpuruk, ia justru bangkit dan belajar giat untuk mengatasi kelemahannya dan kini justeru menjadi kekuatan atau nilai lebih yang dimilikinya.
Ide kreatif dan cerita sukses
Cerita Yoris Sebastian lain lagi. Pada usia 26 tahun, Yoris terpilih menjadi GM Hard Rock Cafe Indonesia, menjadi GM termuda se-Asia dan termuda kedua di dunia. Yoris dikenal antara lain karena ide-ide kreatifnya. Salah satunya, Yoris mempopulerkan program I like Monday di Hard Rock Café Jakarta (2003), untuk membuat program live musik di hari Senin, justeru pada saat semua tempat hiburan membuat acara yang sama di hari libur dan akhir Minggu,
Kecerdasan emosi yang dimiliki memungkinkan seseorang untuk mudah menyesuaikan diri di lingkungan sosial manapun, santun dan sekalipun mampu mengetahui kapan harus bertindak dan mengambil inisiatif apa benar dan sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Kecerdasan emosional juga memudahkan seseorang dalam mensosialisasikan gagasan dan ide-ide kreatif sebagai sebuah solusi bagi masalah yang dihadapi oleh individu maupun organisasi.
Dalam dunia kerja atau bidang karir apapun, seseorang dengan kecerdasan emosi akan lebih sukses karena kesuksesan seseorang tidak terlepas dari dukungan orang-orang lain di sekitarnya. Dalam banyak kasus, banyak para CEO berusia muda telah memiliki kematangan emosi seperti para seniornya.
Tergantung, dari bagaimana ia telah terbiasa dalam pergaulan dan kesempatan yang diberikan. Sebaliknya, ada banyak CEO dengan usia kronologis matang, justru tidak menerapkan kecerdasan emosinya dalam memimpin perusahaan.
“Namun demikian, banyak teoritisi yang mengatakan bahwa kesuksesan seseorang 80 persen dipengaruhi oleh keterampilan sosialnya, sikap posisif dan lain sebagainya. Goleman juga mengatakan di bukunya hal itu, “ ujar Daisy. (bersambung).