Kafein yang terkandung dalam kopi sering dituding sebagai ‘racun’ yang merusak kesehatan, terutama jantung. Ini disebabkan banyak peminum kopi yang merasakan denyut jantung yang meningkat dan sulit tidur setelah minum kopi.
Sehatalami.co ~ Apakah kopi berbahaya bagi kesehatan jantung? Kalau Anda menanyakannya kepada dokter ahli jantung pasti jawabnya Anda disarankan menghentikan minum kopi. Alasannya, kafein di dalam kopi merupakan stimulan yang dapat menambah beban jantung, bahkan memicu serangan jantung.
Banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan apakah benar kafein berbahaya bagi kesehatan, karena begitu banyak penikmat kopi di dunia ini yang tidak rela kafein dituduh sebagai biang keladi perusak kesehatan. Mari kita lihat hasil-hasil penelititian yang dilakukan oleh berbagai negara dan telah dipublikasikan di sejumlah jurnal medis.
Salah satu hasil penelitian menyatakan bahwa bagi beberapa orang, minum secangkir kopi saja bisa memicu serangan jantung dalam waktu satu jam setelah meminumnya. Tapi itu terjadi umumnya pada mereka yang tidak teratur minum kopi atau jarang minum kopi. Demikian yang ditemukan oleh sang peneliti, Ahmed El Sohemy, PhD, pakar nutrisi dari University of Toronto, Kanada.
Ini tidak terjadi pada mereka yang secara rutin – misalnya setiap pagi – minum kopi. “Kafein menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara, sehingga mereka yang tidak terbiasa minum kopi akan mengalami sentakan kafein berupa gelombang kenaikan tekanan darah yang berbahaya bagi jantung yang rentan,” ujar Ahmed El Sohemy.
“Ini terjadi pada mereka yang memiliki variasi genetik dengan metabolisme kafein lambat sehingga berdampak serangan jantung setelah mengonsumsi kopi. Sedangkan mereka yang memiliki metabolisme kopi cepat, kopi justru bermanfaat bagi kesehatan jantung.” Pernyataan ini telah dipublikasikan di Journal of American Medical Association (2006).
Tidak hubungan kopi dengan serangan jantung
Penelitian di Italia yang dimuat dalam jurnal Circulation (2007) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi kopi dengan risiko serangan jantung dan kematian akibat serangan jantung atau stroke. Penelitian dilakukan terhadap penduduk Italia yang terbiasa dengan pola makan /diet Mediterania dan minum kopi dengan cara Italia berupa kopi moccha atau espresso yang disaring dari kopi bubuk dan diseduh dengan air panas dalam waktu yang sangat singkat.
Studi lain yang dilakukan di Amerika Serikat yang merujuk pada sakit jantung dan stroke, menyatakan bahwa mereka yang rutin minum kopi berkafein tidak berisiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang bukan peminum kopi.
Hasil penelitian ini telah dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition (2011). Para peneliti tidak menemukan hubungan antara asupan kopi dengan risiko kematian akibat serangan jantung, stroke, atau penyebab lainnya. Ini tidak saja berlaku bagi mereka yang hanya minum secangkir kopi per hari atau mereka yang menenggak kopi empat cangkir per hari.
Bingung? Mari kita telaah lebih lanjuut masalah kopi ini.
Kopi arabika dan kopi robusta
Sesungguhnya di dunia ini ada sekitar 70 spesies tanaman kopi, tapi yang kita kenal sampai saat ini hanya dua spesies saja yaitu Coffea arabica alias kopi arabika dan Coffea canephora yaitu kopi robusta. Kopi arabika dianggap lebih baik, lebih enak, dan lebih mahal dibanding kopi robusta.
Kandungan kafein pada kopi arabika sekitar 1,5% dan memiliki jumlah kromoson 44. Sedangkan kandungan kafein kopi robusta lebih tinggi yaitu 2,8% dengan jumlah kromosom 22. Kopi robusta biasa digunakan sebagai kopi instan atau siap saji, karena rasanya lebih netral dan aromanya lebih kuat.
Dari mana asal usul tanaman kopi? Awalnya tanaman kopi ditemukan sekitar 1000 tahun SM sebagai tanaman liar di Negara Ethiopia, Afrika, dan digunakan sebagai produk makanan. Biji kopi dihancurkan, ditambah minyak, lalu adonan dibentuk bundar-bundar sebagai makanan.
Sampai saat ini beberapa negara di Afrika masih mengonsumsi kopi dalam bentuk semacam itu sebagai makanan. Pada abad ke-15 kopi berkembang di Semenanjung Arab yang kemudian memunculkan jenis kopi arabika yang kini merupakan 60% produk kopi dunia.
Tahun 1610 kopi pertama ditanam di India, dan ketika bangsa Belanda merambah India pada 1614, mereka berhasil memperoleh bibit kopi dan menanamnya di Srilanka dan Jawa –dengan mendirikan perkebunan kopi – pada tahun 1616.
Bibit kopi kemudian menyebar ke berbagai koloni Belanda di Amerika Tengah (Suriame) dan Kepulauan Karibia. Pada tahun 1723 bangsa Prancis tertarik memperdagangkan kopi dan mulai menanamnya di Pulau Martinique pada 1800-an. Setelah itu kopi tersebar ke Hawaii dan Brasil.
Asal kata kopi sebenarnya dari bahasa Arab qahwah yang kemudian diadopsi oleh bangsa Turki menjadi kahweh, dan di-Inggris-kan menjadi coffee dan belakangan Belanda menamakannya koffie.
Ternyata kafein meredam diabetes
Para penggemar minuman kopi yang telah begitu meluas sekarang ini cenderung mengabaikan peringatan para ahli medis tentang bahaya yang mengancam para penikmat kopi. Bahaya yang sering digembar-gemborkan para dokter adalah peniungkatan risiko penyakit jantung dan stroke, diabetes, beberapa jenis kanker, sulit tidur, sakit kepala dan lainnya. Dan sekarang para penggemar kopi makin mengabaikan peringatan-peringatan tersebut, setelah banyak penelitian menemukan begitu banyak manfaat kopi.
Sesungguhnya apa saja kandungan kopi selain kafein yang kesohor itu? Ada sekitar 500-an senyawa kimia dalam secangkir kopi Anda. Wow! Tapi biarlah, kita tak akan membahasnya satu per satu, karena itu masalah para peneliti. Yang akan kita bahas adalah peran kafein dalam tubuh.
Kandungan kafein dalam kopi mempunyai efek yang beragam pada masing-masing individu. Beberapa orang mengalami efek secara langsung, sementara orang lain tidak merasakannya sama sekali. Ini disebabkan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu yang tidak sama.
Sifat genetika ini berkaitan dengan kemampuan metabolisme dalam mencerna kafein. Metabolisme kafein terjadi dengan bantuan enzim sitokrom P450 1A2 atau disebut juga CYPIA2. Ada dua tipe enzim, yaitu CYPIA2-1 dan CYPIA2-2.
Mereka yang mempunyai enzim CYPIA2-1 mampu memetabolisme kafein dengan cepat dan efisien, sehingga efek dari kafein dapat dirasakan secara nyata. Sedangkan pemilik enzim CYPIA2-2 laju metabolismenya lambat, sehingga mereka tidak merasakan efek dari kafein, bahkan cenderung menimbulkan efek negatif.
Sejak dulu banyak pernyataan yang berkembang tentang efek negatif minum kopi, antara lain meningkatkan risiko kanker, diabetes tipe 2, insomnia, penyakit jantung dan stroke, kehilangan konsentrasi dan sebagainya.
Namun banyak penelitian akhir-akhir ini justru membuktikan hal yang sebaliknya, yaitu meredam resistensi insulin, mampu mencegah serangan jantung, dan pada beberapa kasus konsumsi kopi secara rutin mampu menjaga dan meningkatkan konsentrasi pikiran walau tidak signifikan.
Kandungan kafein kopi ternyata juga mampu menekan pertumbuhan sel-sel kanker secara bertahap dan mampu menurunkan risiko diabetes tipe 2. Di bidang olahraga, kopi banyak dikonsumsi para atlet karena senyawa aktif di dalam kopi mampu meningkatkan metabolisme energi, terutama memecahkan glikogen (gula cadangan dalam tubuh).
Selain kafein, kopi mengandung antioksidan dalam jumlah yang banyak. Antioksidan membantu tubuh menangkal efek pengrusakan oleh radikal bebas, sehingga tubuh terhindar dari kanker, diabetes tipe 2, dan penurunan respon imun.
Inilah beberapa senyawa antioksidan yang terdapat dalam kopi: polifenol, flavinoid, proantisianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol. Dengan perebusan, aktivitas antioksidan dapat ditingkatkan. Telah diketahui pula bahwa kandungan asam klorogenat, lignan, dan magnesium dalam kopi mampu mereduksi risiko diabetes tipe 2, karena senyawa-senyawa tersebut diketahui membantu metabolisme gula di dalam darah untuk dibawa ke sel untuk diubah menjadi energi.
Studi tentang manfaat kopi bagi pasien diabetes tipe 2 ini dilakukan oleh Tuomilehto dkk dari Finlandia (1982 – 1992), Agardh dkk dari Swedia (1992 – 1994 pada pria dan 1996 – 1998 pada wanita), Van Dam dkk dari Amerika Serikat (2006), Pereira dkk dari Amerika Serikat khusus pada wanita-wanita yang sudah menopause dalam hal penyakit diabetes dan kardiovaskuler (1986 – 1997).
Kopi baik untuk kesehatan, tapi …
Dari banyak penelitian, dapat disimpulkan bahwa minum kopi secara teratur/rutin baik bagi kesehatan tubuh, terutama mengurangi risiko diabetes tipe 2. Kafein bukan satu-satunya komponen yang bermanfaat mereduksi risiko diabetes, karena kopi decaffeinated (tanpa kafein) juga mempunyai kemampuan yang sama.
Karena itu para ahli menyimpulkan bahwa komponen yang juga punya kontribusi mereduksi diabetes tipe 2 dan penyakit-penyakit lain termasuk asam klorogenat, magnesium, lignan, dan antioksidan lainnya.
Namun para ahli tetap merekomendasi pola makan sehat/seimbang dan olahraga teratur di samping minum kopi (dengan catatan tidak lebih dari 4 cangkir kopi per hari). Dan jangan minum kopi selagi perut kosong, karena perut Anda akan kembung. (SA)